Konsep Manajemen
Lembaga Pendidikan Islam
Pembuatan
inisiatif menggambarkan bagaimana seseorang pemimpin memberi batasan dan
struktur terhadap peranannya dan peran bawahannya untuk mencapai tujuan. Adapun
konsiderasi menggambarkan derajat dan corak hubungan seseorang pimpinan dengan
bawahannya yang ditandai dengan saling percaya, menghargai, dan menghormati
dengan bawahannya. Dengan mengkombinasikan dua dimensi pembuatan inisiatif dan
perhatian dapat dibedakan empat gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1) perhatian
rendah, pembuatan inisiatif rendah 2) perhatian tinggi, pembuatan inisiatif
rendah 3) perhatain tinggi, pembuatan inisiatif tinggi, 4) perhatain rendah,
pembuatan nisiatif tinggi.
Jaringan
menegemen salah satu pendekatan tentang teori kepemimpinan yang menunjukkan
gaya kepemimpinan secara jelas adalah jaringan menejemen (managerial grid),
yang dikembangkan oleh Blake dan Mouton. Dalam pendekatan ini, manager
berhubungan dengan dua hal, yakni perhataian dnegan produksi di salah satu
pihak dan perhatain dipihak-pihak lain di satu sisi. Perhatain pada produksi
pada tugas adalah sikap pemimpin yang menentukan sikap keputuan, prosedur, mutu
pelayanan staff, efisiensi kerja, dan jumlah pengeluaran. Perhataina pada
orang-orang adalah sikap pemimpin yang memperhatikan keterlibatan anak buah
dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam hal ini aspek-aspek yang perlu
diperhatikan adalah berkaiatan harga diri anak buah, tanggungjawab berdasarkan
kepercayaan, suasana kerja yang menyenangkan, dan hubungan harmonis.
Melalui penelitian
bertahun-tahun Likert berhasil merencanakan empat sistem kepemimpinan yaitu:
1. Sistem
1: Dalam sisitem ini pemimpin bersifat otokrasi, mempunyai sedikit kepercayaan
dengan ank buahnya, suka mengeksploitasi bawahannya, dan bersikap paternalistk.
Cara kepemimpinan ini memebri motifasi pada bawahannya dengan cara memberi
kekuatan dan hukuman-hukuman, kadang memberi penghargaan secara kebetulan
(Occasional Reward). Pemimpin pada sistem ini memperhatiakn komunikasi yang
turun ke bawah, dan hanya membatasi proses pengambilan keputuan ditingkat atas
saja.
2. Sistem
2: sistem ini bisa dikatakan bersifat otokrasi yang baik hati (Benevolent
Authoritative). Pemimpin pada sistem ini mempunyai kepercayaan yang terselebung
terhadap bawahannya, mau memotivasi dengan hadiah-hadiah dan ketakutan berikut
hukuman-hukuman, memperbolehkan adanya komunikasi ke atas, mendengarkan
pendapat dan ide-ide dari bawahan serta memperbolehkan adanya delegasi weenang
dalam proses keputusan, dalam sistem ini bawahan merasa tidak bebas membahas
sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan dengan atasan
3. Sistem
3: Pada sistem ini dikenal dengan sebutan manager konsultatif. Pemimpin
mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan, pemimpin gaya ini mau memotivasi
dengan penghargaan dan hukuman yang kebetulan dan juga berkehendak melakukan
partisipasi. Dia juga menetapkan dua pola hubungan komunikasi yakni keatas dan
kebawah. Dia membuat kebijakan yang luas pada tingkat atas dan tetapi keputusan
yang mengkhususkan pada tingkat bawahannya.
4. Sistem
4: Sistem ini dinamakan sistem bergaya kelompok (partisipative Group) manager
mempunyai kepercayaan penuh terhadap bawahannya, dalam setiap persoalan selalu
mengandalkan bawahannya untuk mendapatkan ide-ide dan pendapat-pendapat, serta
mempunya niatan untuk mempergunakan pendapat bawahannya secara konstruktif.
Memberikan penghargaan secara ekonomis berdasarkan partisipasi kelompok dan
keterliabatannya apada setiap urusan, terutama dalam penentuan tujuan bersama
dan penilaian kemajuan tujuan tersebut. Pemimpin juga mau mendorong bawahannya
untuk ikut bertanggung jawab membuat keputusan dan juga melaksanakan keputusan
tersebut dengan tanggungjawab yang besar. Bawahan merasa mendapat kebebasan
yang mutlak untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas pekerjaannya
bersama atasannya. Sistem ini mempunyai kesempatan lebih banyak peluang
untuk sukses.
Ø Kurikulum dan
pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran dan hubungan
sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstren yang dilakukan
dengan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan.dalam masyarakat,terdapat
lembaga-lembaga penyelenggaraan pendidikan,lembaga keagamaan, kepramukaan
politik,sosial olahraga,kesenian yang bergerak dalam usaha pendidikan.tujuan
hubungan antara sekolah dengan masyarakat, dapat ditinjau dari dua dimensi,
yaitu kepentingan sekolah dan kebutuhan masyarakat. Yaitu; a) memelihara
kelangsungan hidup sekolah b) meningkatkan mutu pendidikan disekolah c)
memerlancar kegiatan belajar mengajar.
Ø Manajemen
kesiswaan
Kepemimpinan
kepala sekolah dalam kaitannya dengan pengembangan guru. Prinsip-prinsip dan
praktek-praktek kepemimpinan ini hendaknya dikaitkan dengan peranan kepela
sekolah dan kedudukan pimpinan lainnya yang relevan, dan peranan kepemimpinan
khusus yang meliputi hubungan dengan staf, siswa, orang tua siswa dan
oarang-orang lain tempat kominiti sekolah itu berada
Banyak
hasil-hasil studi yang menunjukkan bahwa kepemimpinan yang terdapat dalam
setiap organisasi merupakan faktor yang berhubungan dengan produktifitas dan
efektifitas organisasi.
Ø Manajemen
keuangan dan pembiayaan
Dana
merupakan salah satu sumber yang secara langsung yang selalu menunjang
afektivitas,dan efesiensi pengelolaan pendidikan karena tidak terdapat ketidakpastian tidak
hanya pada apakah pemerintah sebagai satu-satunya yang berperan dalam
pendidikan,tetapi juga mengenai seharusnya pemerintah hanya memainkan sebagai
peranan dalam penyelenggaraan.
A. klasifikasi Dana
pendidikan
Pemikiran
tentang dana pendidikan paling tidak dapat difokuskan pada dana langsung,dana
tak lngsung, sumber-sumber dana pendidikan, kreteria kesejahteraan sosial
maksimum, kreteria keputusan,dan beberapa masalah dalam analisis keuntungan
biaya.
B. Dana masyarakat
dan dana pribadi
Dana
masyarakat ialah dana yang dikleuarkan masyarakat untuk kepentingan masyarakat
untuk kepentingan pendidikan baik dikluwarkan secara langsung maupun tidak
langsung.berupa uang sekolah , uang buku,dan dana lainya.
Komponen
utama manajemen keuangan meliputi prosedur,anggaran, akutansi keuangan, pembelajaran,
pergudangan,pendistribusian, investasi, dan pemeriksaan.Bertolak dari
pengertian, tahapan (fungsi), dan komponen manajemen keuangan,dalam
prosesmanajemen keuangan sekolah diperlukan strategi pengelolaan yang efektif
dan efisien
Pengelolaan
dana disekolah.
- Melakukan analisis internal dan eksternal terhadap berbagi potensi sumber dana.
- Mengidentifikasi, mengelempokkan dan ,memperkirakan sumber-sumber dana yang dapat digali dan dikembangkan.
- Menetapkan sumber-sumber dana.
Proses
Penyusunan Anggaran
Merencanakan
anggaran,yaitu mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan
tujuan kedalam penampilan operasional yang dapat diukur menganalisis alternatif
pencapaiantujuan dan analisis cost-efectiveness,dan merekomendasi alternatif
pendekatan.
Ø Manajemen
hubungan kerja sama sekolah dengan masyarakat
Penggunaan
Istilah koordinasi sering dipertukarkan atau dilakukan secara bergantian dengan
istilah kerjasama (cooperation). Padahal, koordinasi lebih dari sekedar
kerjasama karen dalam koordinasi juga terkandung singkronisasi
Pada
hakekatnya koordinasi merupakan proses menyatupaduan kegiatan yang dilakukan pegawai dan berbagai
satuan lembaga sehingga dapat berjalan selaras dan serasi. Dengan begitu,
tujuan lembaga secara keseluruhan dapat diwujudkan secara optimal. Koordinasi
bukan merupakan upaya sesaat, tetapi merupakan upaya yang berkesinambungan dan
berlangsung terus menerus untuk menciptakan dan pengembangkan kerjasama serta
mempertahankan keserasia dan keselaran tindakan, antara pegawai maupun unit
lembaga sehingga sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dapat diwujudkan sesuia
dengan rencana.
Karakteristik
koordinasi sebagai berikut:
a.
Tanggungjawab
koordinasi terdapat pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi merupakann
wewenang dan tanggung jawab pimpinan, sehingga dapat dikatakan bahwa pimpinan
bisa berhasil jika melakukan koordinasi.
b.
Koordinasi
adalah kerjasama. Hal ini disebabkan kerjasama merupakan syarat mutlak
terselenggaranya koordinasi.
c.
Koordinasi
merupakan proses yang terus menerus (cotinue Process), dan berkesinambungan
dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga.
d.
Pengaturan usaha
kelompok secara teratur. Hal ini disebabkan koordinasi adlah konsep yang
diterapkan didalam kelompok, bukan usaha individu melainkan sejulah individu
yang bekerjasama didalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
e.
Kesatuan
tindakan merupaka inti koordinasi, pimpinan merupakan pengatur usaha-usaha dan
tindakan-tindakan setiap individua sehingga diperoleh keserasian dalam mencapai
hasil bersama.
f.
Tujuan koordinasi
adlah tujuan bersama (Common Purpose). Kesatuan usaha yang meminta kesadaran
semua pihak untuk berpartisipasi secara aktif melaksanakan tujuan bersama
sebagai kelompok tempat mereka bekerja.
Karakteristik
koordinasi sebagaiman yang diurakan diatas, menunjukan bahwa keselarasan
tindakan perlu selalu diupayakan untuk mencapai tujuan bersama, dan koordinasi
yang memadai tidak datang begitusaja, tetapi perlu dikondisikan, dibina,
dijaga, serta dikembangkan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk kepentingan
tersebut agar koordinasi dapata berjalan dnegan lancar, perlu diperhatikan 5
prinsip utama berikut:
1.
Koordinasi harus
dimulai dari tahap perancanaan awal
2.
Hal pertama yang
harus diperhatikan dalam koordinasi adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi
kepentingan bersama
3.
Koordinasi
merupakan proses yang terus menerus yang berkesinambungan
4.
Koordinasi
merupakan pertemuan-pertemuan bersama untuk mencapai tujuan bersama.
5.
Perbedaan
pendapat harus diakui sebagai pengayaan dan harus dikemukaan secra terbuka dan
diselidiki dalam kaitannya dengan situasi secara keseluruhan
6.
Manfaat
kooordinasi, koordinasi sangat diperlukan dalam MBS, tertamauntuk menyatukan
kesmaan pandangan antara berbagai pihak yang berkepentingan dan tujuan sekolah
baik guru, kepala sekolah, personil sekolah, orang tau, maupun masyarakat.
Macam-macam Koordinasi
A. Koordinasi
interen terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1. koordinasi
fertikal atau struktural antara yang mengkoordinasikan dengan yang
dikoordinasikan secara struktural terhadap hubungan hierarkis. Hal ini dapat
juga dikatakan koordinasi yang bersifat hierarkis, karena satu dengan yang
lainnya berada dalam satu garis komando (line of Command).
2. Koordinasi
horizontal yaitu koordinasi fungsional kedudukan antara yang mengkoordinasikan
dengan yang dikoordinasikan setingkat eselonnya. Menurut tugas dan fungsinya
kedua mempunyai kaitan satu sama lain sehingga perlu dilakukan koordinasi.
3. Koordinasi
diagonal yaitu koordinasi fungsional yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi eselonnya dibandingkan yang dikoordinasikan, tetapi satu
dnegan yang lainnya tidak berada pada satu garis komando (Line of Comand).
B. Koordinasi
ekstern, termasuk koordinasi fungsional dalam koordinasi ekstern yang bersifat
fungsional , koordinasi itu hanya bersifat horisontal dan diagonal.
Daftar
Pustaka:
Mulyasa E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT
Remaja Rosowa Karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar