Rabu, 10 Desember 2014

Konsep Manajemen Lembaga Pendidikan Islam



Konsep Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
Pembuatan inisiatif menggambarkan bagaimana seseorang pemimpin memberi batasan dan struktur terhadap peranannya dan peran bawahannya untuk mencapai tujuan. Adapun konsiderasi menggambarkan derajat dan corak hubungan seseorang pimpinan dengan bawahannya yang ditandai dengan saling percaya, menghargai, dan menghormati dengan bawahannya. Dengan mengkombinasikan dua dimensi pembuatan inisiatif dan perhatian dapat dibedakan empat gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1) perhatian rendah, pembuatan inisiatif rendah 2) perhatian tinggi, pembuatan inisiatif rendah 3) perhatain tinggi, pembuatan inisiatif tinggi, 4) perhatain rendah, pembuatan nisiatif tinggi.
Jaringan menegemen salah satu pendekatan tentang teori kepemimpinan yang menunjukkan gaya kepemimpinan secara jelas adalah jaringan menejemen (managerial grid), yang dikembangkan oleh Blake dan Mouton. Dalam pendekatan ini, manager berhubungan dengan dua hal, yakni perhataian dnegan produksi di salah satu pihak dan perhatain dipihak-pihak lain di satu sisi. Perhatain pada produksi pada tugas adalah sikap pemimpin yang menentukan sikap keputuan, prosedur, mutu pelayanan staff, efisiensi kerja, dan jumlah pengeluaran. Perhataina pada orang-orang adalah sikap pemimpin yang memperhatikan keterlibatan anak buah dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam hal ini aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah berkaiatan harga diri anak buah, tanggungjawab berdasarkan kepercayaan, suasana kerja yang menyenangkan, dan hubungan harmonis.
Melalui penelitian bertahun-tahun Likert berhasil merencanakan empat sistem kepemimpinan yaitu:
1.      Sistem 1: Dalam sisitem ini pemimpin bersifat otokrasi, mempunyai sedikit kepercayaan dengan ank buahnya, suka mengeksploitasi bawahannya, dan bersikap paternalistk. Cara kepemimpinan ini memebri motifasi pada bawahannya dengan cara memberi kekuatan dan hukuman-hukuman, kadang memberi penghargaan secara kebetulan (Occasional Reward). Pemimpin pada sistem ini memperhatiakn komunikasi yang turun ke bawah, dan hanya membatasi proses pengambilan keputuan ditingkat atas saja.
2.      Sistem 2: sistem ini bisa dikatakan bersifat otokrasi yang baik hati (Benevolent Authoritative). Pemimpin pada sistem ini mempunyai kepercayaan yang terselebung terhadap bawahannya, mau memotivasi dengan hadiah-hadiah dan ketakutan berikut hukuman-hukuman, memperbolehkan adanya komunikasi ke atas, mendengarkan pendapat dan ide-ide dari bawahan serta memperbolehkan adanya delegasi weenang dalam proses keputusan, dalam sistem ini bawahan merasa tidak bebas membahas sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan dengan atasan
3.      Sistem 3: Pada sistem ini dikenal dengan sebutan manager konsultatif. Pemimpin mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan, pemimpin gaya ini mau memotivasi dengan penghargaan dan hukuman yang kebetulan dan juga berkehendak melakukan partisipasi. Dia juga menetapkan dua pola hubungan komunikasi yakni keatas dan kebawah. Dia membuat kebijakan yang luas pada tingkat atas dan tetapi keputusan yang mengkhususkan pada tingkat bawahannya.
4.      Sistem 4: Sistem ini dinamakan sistem bergaya kelompok (partisipative Group) manager mempunyai kepercayaan penuh terhadap bawahannya, dalam setiap persoalan selalu mengandalkan bawahannya untuk mendapatkan ide-ide dan pendapat-pendapat, serta mempunya niatan untuk mempergunakan pendapat bawahannya secara konstruktif. Memberikan penghargaan secara ekonomis berdasarkan partisipasi kelompok dan keterliabatannya apada setiap urusan, terutama dalam penentuan tujuan bersama dan penilaian kemajuan tujuan tersebut. Pemimpin juga mau mendorong bawahannya untuk ikut bertanggung jawab membuat keputusan dan juga melaksanakan keputusan tersebut dengan tanggungjawab yang besar. Bawahan merasa mendapat kebebasan yang mutlak untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas pekerjaannya bersama atasannya. Sistem ini mempunyai kesempatan lebih banyak peluang untuk  sukses.
Ø  Kurikulum dan pembelajaran
      Kurikulum dan pembelajaran dan hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstren yang dilakukan dengan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan.dalam masyarakat,terdapat lembaga-lembaga penyelenggaraan pendidikan,lembaga keagamaan, kepramukaan politik,sosial olahraga,kesenian yang bergerak dalam usaha pendidikan.tujuan hubungan antara sekolah dengan masyarakat, dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu kepentingan sekolah dan kebutuhan masyarakat. Yaitu; a) memelihara kelangsungan hidup sekolah b) meningkatkan mutu pendidikan disekolah c) memerlancar kegiatan belajar mengajar.    
Ø  Manajemen kesiswaan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan pengembangan guru. Prinsip-prinsip dan praktek-praktek kepemimpinan ini hendaknya dikaitkan dengan peranan kepela sekolah dan kedudukan pimpinan lainnya yang relevan, dan peranan kepemimpinan khusus yang meliputi hubungan dengan staf, siswa, orang tua siswa dan oarang-orang lain tempat kominiti sekolah itu berada
Banyak hasil-hasil studi yang menunjukkan bahwa kepemimpinan yang terdapat dalam setiap organisasi merupakan faktor yang berhubungan dengan produktifitas dan efektifitas organisasi.
Ø  Manajemen keuangan dan pembiayaan
Dana merupakan salah satu sumber yang secara langsung yang selalu menunjang afektivitas,dan efesiensi pengelolaan pendidikan  karena tidak terdapat ketidakpastian tidak hanya pada apakah pemerintah sebagai satu-satunya yang berperan dalam pendidikan,tetapi juga mengenai seharusnya pemerintah hanya memainkan sebagai peranan dalam penyelenggaraan.
A.    klasifikasi Dana pendidikan 
Pemikiran tentang dana pendidikan paling tidak dapat difokuskan pada dana langsung,dana tak lngsung, sumber-sumber dana pendidikan, kreteria kesejahteraan sosial maksimum, kreteria keputusan,dan beberapa masalah dalam analisis keuntungan biaya.
B.     Dana masyarakat dan dana pribadi
Dana masyarakat ialah dana yang dikleuarkan masyarakat untuk kepentingan masyarakat untuk kepentingan pendidikan baik dikluwarkan secara langsung maupun tidak langsung.berupa uang sekolah , uang buku,dan dana lainya.
Komponen utama manajemen keuangan meliputi prosedur,anggaran, akutansi keuangan, pembelajaran, pergudangan,pendistribusian, investasi, dan pemeriksaan.Bertolak dari pengertian, tahapan (fungsi), dan komponen manajemen keuangan,dalam prosesmanajemen keuangan sekolah diperlukan strategi pengelolaan yang efektif dan efisien
Pengelolaan dana disekolah.
  1. Melakukan analisis internal dan eksternal terhadap berbagi potensi sumber dana.
  2. Mengidentifikasi, mengelempokkan dan ,memperkirakan sumber-sumber dana yang dapat digali dan dikembangkan.
  3. Menetapkan sumber-sumber dana.
Proses Penyusunan Anggaran
Merencanakan anggaran,yaitu mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam penampilan operasional yang dapat diukur menganalisis alternatif pencapaiantujuan dan analisis cost-efectiveness,dan merekomendasi alternatif pendekatan.   
Ø  Manajemen hubungan kerja sama sekolah dengan masyarakat
Penggunaan Istilah koordinasi sering dipertukarkan atau dilakukan secara bergantian dengan istilah kerjasama (cooperation). Padahal, koordinasi lebih dari sekedar kerjasama karen dalam koordinasi juga terkandung singkronisasi
Pada hakekatnya koordinasi merupakan proses menyatupaduan  kegiatan yang dilakukan pegawai dan berbagai satuan lembaga sehingga dapat berjalan selaras dan serasi. Dengan begitu, tujuan lembaga secara keseluruhan dapat diwujudkan secara optimal. Koordinasi bukan merupakan upaya sesaat, tetapi merupakan upaya yang berkesinambungan dan berlangsung terus menerus untuk menciptakan dan pengembangkan kerjasama serta mempertahankan keserasia dan keselaran tindakan, antara pegawai maupun unit lembaga sehingga sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dapat diwujudkan sesuia dengan rencana.
Karakteristik koordinasi sebagai berikut:
a.       Tanggungjawab koordinasi terdapat pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi merupakann wewenang dan tanggung jawab pimpinan, sehingga dapat dikatakan bahwa pimpinan bisa berhasil jika melakukan koordinasi.
b.      Koordinasi adalah kerjasama. Hal ini disebabkan kerjasama merupakan syarat mutlak terselenggaranya koordinasi.
c.       Koordinasi merupakan proses yang terus menerus (cotinue Process), dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga.
d.      Pengaturan usaha kelompok secara teratur. Hal ini disebabkan koordinasi adlah konsep yang diterapkan didalam kelompok, bukan usaha individu melainkan sejulah individu yang bekerjasama didalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
e.       Kesatuan tindakan merupaka inti koordinasi, pimpinan merupakan pengatur usaha-usaha dan tindakan-tindakan setiap individua sehingga diperoleh keserasian dalam mencapai hasil bersama.
f.       Tujuan koordinasi adlah tujuan bersama (Common Purpose). Kesatuan usaha yang meminta kesadaran semua pihak untuk berpartisipasi secara aktif melaksanakan tujuan bersama sebagai kelompok tempat mereka bekerja.
Karakteristik koordinasi sebagaiman yang diurakan diatas, menunjukan bahwa keselarasan tindakan perlu selalu diupayakan untuk mencapai tujuan bersama, dan koordinasi yang memadai tidak datang begitusaja, tetapi perlu dikondisikan, dibina, dijaga, serta dikembangkan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk kepentingan tersebut agar koordinasi dapata berjalan dnegan lancar, perlu diperhatikan 5 prinsip utama berikut:
1.      Koordinasi harus dimulai dari tahap perancanaan awal
2.      Hal pertama yang harus diperhatikan dalam koordinasi adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi kepentingan bersama
3.      Koordinasi merupakan proses yang terus menerus yang berkesinambungan
4.      Koordinasi merupakan pertemuan-pertemuan bersama untuk mencapai tujuan bersama.
5.      Perbedaan pendapat harus diakui sebagai pengayaan dan harus dikemukaan secra terbuka dan diselidiki dalam kaitannya dengan situasi secara keseluruhan
6.      Manfaat kooordinasi, koordinasi sangat diperlukan dalam MBS, tertamauntuk menyatukan kesmaan pandangan antara berbagai pihak yang berkepentingan dan tujuan sekolah baik guru, kepala sekolah, personil sekolah, orang tau, maupun masyarakat.
Macam-macam Koordinasi
A.    Koordinasi interen terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1.      koordinasi fertikal atau struktural antara yang mengkoordinasikan dengan yang dikoordinasikan secara struktural terhadap hubungan hierarkis. Hal ini dapat juga dikatakan koordinasi yang bersifat hierarkis, karena satu dengan yang lainnya berada dalam satu garis komando (line of Command).
2.      Koordinasi horizontal yaitu koordinasi fungsional kedudukan antara yang mengkoordinasikan dengan yang dikoordinasikan setingkat eselonnya. Menurut tugas dan fungsinya kedua mempunyai kaitan satu sama lain sehingga perlu dilakukan koordinasi.
3.      Koordinasi diagonal yaitu koordinasi fungsional yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi eselonnya dibandingkan yang dikoordinasikan, tetapi satu dnegan yang lainnya tidak berada pada satu garis komando (Line of Comand).
B.     Koordinasi ekstern, termasuk koordinasi fungsional dalam koordinasi ekstern yang bersifat fungsional , koordinasi itu hanya bersifat horisontal dan diagonal.
Daftar Pustaka:
Mulyasa E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosowa Karya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar