BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di zaman dewasa ini, realita pendidikan
belum seperti yang kita harapkan. Karena dari segi sistem pemerintah yang
salah. Banyak anak-anak disekitar kita yang belum mampu sekolah, mungkin kurang
mampu atau kebutuhan hidup yang semakin mahal. Dikalangan Mahasiswa sendiri,
yang semakin banyak sarjana bukan malah menciptakan lapangan pekerjaan tetapi
semakai banyak pengangguran. Sebenarnya orang Indonesia mampu untuk memajukan
Indonesia. Banyak anak-anak bangsa, yang baru-baru ini meraih juara I dalam
perlombaan tingkat dunia. Dan dalam hal Agama masih banya yang meremehkan. Al
Qur'an di zaman sekarang ini, sangatlah baik apabila dikaji. Karena realita
sekarang ini masih banya yang tidak faham apa yang disampaikan didalam ayat Al
Qur'an.
Makalah ini sangatlah penting untuk dikaji
sekarang ini, karena didalam makalah terdapat pesan penting tentang pendidikan,
terdapat pesan taqwa ayat, dan amal sholeh yang perlu kita sampaikan kepada
orang lain. Makalah ini mengkaji tentang Memahami Nilai-Nilai Al-Qur’an Dalam
Sistem Pendidikan Islam. Dan diharapkan pembaca mampu mengaplikasikan di
kehidupan sehari-hari.
Unsur yang akan dikaji didalam makalah ini
ialah unsur pendidikan, pengetahuan, sosial dan moral. Yang seseorang harapkan
didalam mengkaji nilai-nilai Al Qur'an, agar dirinya mampu untuk mengamalkan
ilmu yang ia peroleh. Karena banyak seseorang yang pintar tetapi tidak
mengamalkan ilmunya, malah menyembunyikannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a) Bagaimanakah
Al-Qur’an Sebagai Sumber Nilai pendidikan islam ?
b) Bagaimana
merealisasikan Al-qur’an dalam sistem pendidikan islam ?
c) Apa tujuan memahami
nilai-nilai Al-qur’an dalam sistem pendidikan islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an Sebagai Sumber Nilai Pendidikan Islam
Al-Qur’an tidak hanya sebagai petunjuk bagi
suatu umat tertentu dan untuk periode waktu tertentu, melainkan menjadi
petunjuk yang universal dan sepanjang waktu. Al-Qur’an adalah eksis bagi setiap
zaman dan tempat. Petunjuknya sangat luas seperti luasnya umat manusia dan
meliputi segala aspek kehidupan.
Bukan saja ilmu-ilmu
keislaman yang digali secara langsung dari Al-Qur’an, seperti ilmu tafsir,
fikih dan Tauhid, akan tetapi Al-Qur’an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan
dan teknologi, karena banyaks ekali isyarat-isyarat Al-Qur’an yang membicarakan
peroalan-perosalan sains dan teknologi dan bidang keilmuan lainnya.
Bercermin pada wahyu
pertama kali turun kepada Rasulullah Saw., Allah adalah untuk mencanangkan dan
mendorong manusia agar mencari dan menggali ilmu pengetahuan, yaitu dengan
kata-kata “iqra” (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5). Dalam ayat-ayat permulaan itu ada kata-kata
“qalam” yang berarti pena yang biasa menjadi lambang ilmu pengetahuan. Dengan
demikian muncul berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi melalui semangat dan
spirit Al-Qur’an. Makin banyak di gali ayat-ayat Al-Qur’an itu, makin banyak
pula didapati isyarat tersebut. Hal itu karena Al-Qur’an tidak akan
habis-habisnya walaupun ditulis dengan tinta lautan yang luas, bahkan di tambah
dengan tujuh lautan lagi (Q.S. Luqman: 27).
Tuntunan dan anjuran
untuk mempelajari Al-Qur’an dan menggali kandungannya serta menyebarkan
ajaran-ajarannya dalam praktek kehidupan masyarakat merupakan tuntunan yang
tidak akan pernah habis. Menghadapi tantangan dunia modern yang bersifat
sekuler dan materialistis, umat Islam dituntut untuk menunjukan bimbingan dan
ajaran Al-Qur’an yang mampu memenuhi kekosongan nilai moral kemanusiaan dan
spiritualitas, di samping membuktikan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang bersifat
rasional dan mendorong umat manusia untuk mewujudkan kemajuan dan kemakmuran
serta kesejahteraan. Banyak ungkapan Al-Qur’an yang secara langsung maupun
tidak tersirat mengajarkan pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu alam,
social dan humaniora. Meski bukan ilmu an-sich sebagai tujuan, tetapi dari
semua isyarat tentang ilmu pengetahuan, yang diungkap oleh Al-Qur’an yang
tidak dikenal pada masa turunnya, seperti dikatakan Dr. Aurice Bucaille dalam
bukunya Al-Qur’an, Bible dan Sains Modern, telah terbukti tak satupun yang
bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.
a) Realisasi Al-Qur’an Dalam Sistem Pendidikan
Islam
Sesuai perkembangan
masyarakat yang semakin dinamis sebagai akibat kemajuan ilmu dan teknologi,
terutama teknologi informasi, maka aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an menjadi
sangat penting. Karena tanpa aktualisasi kitab suci ini, umat Islam akan
menghadapi kendala dalam upaya internalisasi nilai-nilai Qur’ani sebagai upaya
pembentukan pribadi umat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, maju
dan mandiri.
Secara normative, tujuan yang ingin dicapai
dalam proses aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam pendidikan meliputi tiga
dimensi atau aspek kehidupan yang harus dibina dan dikembangkan oleh
pendidikan. Pertama, dimensi spiritual, yaitu iman, taqwa dan akhlak mulia
(yang tercermin dalam ibadah dan mu’amalah). Dimensi spiritual ini tersimpul
dalam satu kata yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat control psikis dan sosial
bagi individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dengan kumpulan
hewan dan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam kehidupannya.
Rasulullah Saw merupakan sumber akhlak yang hendaknya diteladani oleh orang
mukmin, seperti sabdanya. “Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Pendidikan Akhlak
dalam Isalm tersimpul dalam prinsip “berpegang teguh pada kebaikan dan
kebijakan serta menjauhi keburukan dan kemungkaran” berhubungan erat dengan
upaya mewujudkan tujuan dasar pendidikan Islam, yaitu ketakwaan, ketundukan dan
beribadah kepada Allah SWT.
Kedua, dimensi budaya,
yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Dimensi ini secara universal menitikberatkan pada pembentukan kepribadian
muslim sebagai individu yang diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan
factor dasar (bawaan) dan factor ajar (lingkungan atau miliu), dengan
berpedoman kepada nilai-nilai keislaman. Faktor dasar dikembangkan dan
ditingkatkan kemampuan melalui bimbingan dan pembiasaan berfikir, bersikap dan
bertingkah laku menurut norma-norma Islam. Sedangkan faktor ajar dilakukan
dengan cara mempengaruhi individu melalui proses dan usaha membentuk kondisi
yang mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan norma-norma Islam seperti
teladan, nasehat, anjuran, ganjaran, pembiasaan hukuman dan pembentukan
lingkungan serasi.
Ketiga, dimensi kecerdasan yang membawa
kepada kemajuan, yaitu cerdas, kreatif, terampil, disiplin, etos kerja,
professional, inovatif dan produktif. Diemsni kecerdasan dalam pandangan
prikologi merupakan sebuah proses yang mencakup tiga proses yaitu analisis,
kreativitas dan praktis. Kecerdasan apapun bentuknya, baik IQ, ISQ dan
lain-lain saat ini diukur dengan tes-tes prestasi di sekolah, dan bukan
merupakan prestasi di dalam kehidupan. Dulu kecerdasan itu diukur dengan
membandingkan usia mental dengan usia kronologis, tetapi saat ini tes IQ
membandingkan penampilan individu dengan rata-rata bagi kelompok dengan usia
yang sama. Tegasnya dimensi kecerdasan ini berimplikasi bagi pemahaman
nilai-nilai Al-Qur’an dalam pendidikan
b) Tujuan memahami
nilai-nilai Al-qur’an dalam sistem pendidikan islam
Sekaitan
dengan hal tersebut, kiranya patut dikemukakan tujuan Pendidikan Islam
dalam perspektif Qur’ani, yaitu sebagai berikut:
1. Mengenalkan
manusia akan perananya di antara sesama makhluk dan tanggung jawab pribadinya
sebagai khalifah di bumi.
2.
Mengenalkan
manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam tata hidup
bermasyarakat.
3.
Mengenalkan
manusia akan alam ini dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya
serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam
ini.
4.
Mengenalkan
manusia akan pencipta alam ini (Allah Swt.) dan memerintahkan untuk beribadah
kepada-Nya.
Dari
keempat tujuan ini, meskipun saling berkaitan, namun dapat dipahami bahwa tiga
tujuan pertama merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan keempat yakni
ma’rifatullah dan taqwa kepada-Nya. Oleh karena itu, pada prinsipnya pendidikan
Islam akan membentuk manusia bertaqwa kepada Allah dan memperoleh keridhaan-Nya
dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Untuk mengetahui Al-Qur’an Sebagai Sumber Nilai pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui merealisasikan Al-qur’an dalam sistem
pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui tujuan memahami nilai-nilai Al-qur’an dalam
sistem pendidikan islam.
DAFTAR PUSTAKA
Aktulisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan Islam. Prof. Dr. H.
Said Agil Husin Al Munawar, M.A. Ciputat Press
Anshori, Endang Syaifuddin, 1976. Pokok-Pokok Pikiran Tentang
Islam. Jakarta: Usaha Interprises.
Azra, Azyumardi,
1998. Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Al-Jamaly, Muhammad Fadhil, 1996. Filsafat Pendidikan Dalam
al-Qur'an. Surabya: PT. Bina Ilmu.
Shihab,M. Quraish, 2002. Tafsir al-misbah. Jakarta:lentera hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar