Rabu, 10 Desember 2014

Al-Qur’an Sebagai Sumber Nilai pendidikan islam



BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Di zaman dewasa ini, realita pendidikan belum seperti yang kita harapkan. Karena dari segi sistem pemerintah yang salah. Banyak anak-anak disekitar kita yang belum mampu sekolah, mungkin kurang mampu atau kebutuhan hidup yang semakin mahal. Dikalangan Mahasiswa sendiri, yang semakin banyak sarjana bukan malah menciptakan lapangan pekerjaan tetapi semakai banyak pengangguran. Sebenarnya orang Indonesia mampu untuk memajukan Indonesia. Banyak anak-anak bangsa, yang baru-baru ini meraih juara I dalam perlombaan tingkat dunia. Dan dalam hal Agama masih banya yang meremehkan. Al Qur'an di zaman sekarang ini, sangatlah baik apabila dikaji. Karena realita sekarang ini masih banya yang tidak faham apa yang disampaikan didalam ayat Al Qur'an.
Makalah ini sangatlah penting untuk dikaji sekarang ini, karena didalam makalah terdapat pesan penting tentang pendidikan, terdapat pesan taqwa ayat, dan amal sholeh yang perlu kita sampaikan kepada orang lain. Makalah ini mengkaji tentang Memahami Nilai-Nilai Al-Qur’an Dalam Sistem Pendidikan Islam. Dan diharapkan pembaca mampu mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Unsur yang akan dikaji didalam makalah ini ialah unsur pendidikan, pengetahuan, sosial dan moral. Yang seseorang harapkan didalam mengkaji nilai-nilai Al Qur'an, agar dirinya mampu untuk mengamalkan ilmu yang ia peroleh. Karena banyak seseorang yang pintar tetapi tidak mengamalkan ilmunya, malah menyembunyikannya.   

1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dapat  dirumuskan masalah  sebagai berikut:
a)      Bagaimanakah   Al-Qur’an Sebagai Sumber Nilai pendidikan islam ?
b)      Bagaimana merealisasikan Al-qur’an dalam sistem pendidikan islam ?
c)      Apa tujuan memahami nilai-nilai Al-qur’an dalam sistem pendidikan islam ?






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Al-Qur’an Sebagai Sumber Nilai Pendidikan Islam

Al-Qur’an tidak hanya sebagai petunjuk bagi suatu umat tertentu dan untuk periode waktu tertentu, melainkan menjadi petunjuk yang universal dan sepanjang waktu. Al-Qur’an adalah eksis bagi setiap zaman dan tempat. Petunjuknya sangat luas seperti luasnya umat manusia dan meliputi segala aspek kehidupan.
Bukan saja ilmu-ilmu keislaman yang digali secara langsung dari Al-Qur’an, seperti ilmu tafsir, fikih dan Tauhid, akan tetapi Al-Qur’an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi, karena banyaks ekali isyarat-isyarat Al-Qur’an yang membicarakan peroalan-perosalan sains dan teknologi dan bidang keilmuan lainnya.
Bercermin pada wahyu pertama kali turun kepada Rasulullah Saw., Allah adalah untuk mencanangkan dan mendorong manusia agar mencari dan menggali ilmu pengetahuan, yaitu dengan kata-kata “iqra” (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5). Dalam ayat-ayat permulaan itu ada kata-kata “qalam” yang berarti pena yang biasa menjadi lambang ilmu pengetahuan. Dengan demikian muncul berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi melalui semangat dan spirit Al-Qur’an. Makin banyak di gali ayat-ayat Al-Qur’an itu, makin banyak pula didapati isyarat tersebut. Hal itu karena Al-Qur’an tidak akan habis-habisnya walaupun ditulis dengan tinta lautan yang luas, bahkan di tambah dengan tujuh lautan lagi (Q.S. Luqman: 27).
Tuntunan dan anjuran untuk mempelajari Al-Qur’an dan menggali kandungannya serta menyebarkan ajaran-ajarannya dalam praktek kehidupan masyarakat merupakan tuntunan yang tidak akan pernah habis. Menghadapi tantangan dunia modern yang bersifat sekuler dan materialistis, umat Islam dituntut untuk menunjukan bimbingan dan ajaran Al-Qur’an yang mampu memenuhi kekosongan nilai moral kemanusiaan dan spiritualitas, di samping membuktikan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang bersifat rasional dan mendorong umat manusia untuk mewujudkan kemajuan dan kemakmuran serta kesejahteraan. Banyak ungkapan Al-Qur’an yang secara langsung maupun tidak tersirat mengajarkan pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu alam, social dan humaniora. Meski bukan ilmu an-sich sebagai tujuan, tetapi dari semua isyarat  tentang ilmu pengetahuan, yang diungkap oleh Al-Qur’an yang tidak dikenal pada masa turunnya, seperti dikatakan Dr. Aurice Bucaille dalam bukunya Al-Qur’an, Bible dan Sains Modern, telah terbukti tak satupun yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.


a)      Realisasi Al-Qur’an Dalam Sistem Pendidikan Islam
Sesuai perkembangan masyarakat yang semakin dinamis sebagai akibat kemajuan ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi, maka aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an menjadi sangat penting. Karena tanpa aktualisasi kitab suci ini, umat Islam akan menghadapi kendala dalam upaya internalisasi nilai-nilai Qur’ani sebagai upaya pembentukan pribadi umat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, maju dan mandiri.
Secara normative, tujuan yang ingin dicapai dalam proses aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam pendidikan meliputi tiga dimensi atau aspek kehidupan yang harus dibina dan dikembangkan oleh pendidikan. Pertama, dimensi spiritual, yaitu iman, taqwa dan akhlak mulia (yang tercermin dalam ibadah dan mu’amalah). Dimensi spiritual ini tersimpul dalam satu kata yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat control psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dengan kumpulan hewan dan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam kehidupannya. Rasulullah Saw merupakan sumber akhlak yang hendaknya diteladani oleh orang mukmin, seperti sabdanya. “Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Pendidikan Akhlak dalam Isalm tersimpul dalam prinsip “berpegang teguh pada kebaikan dan kebijakan serta menjauhi keburukan dan kemungkaran” berhubungan erat dengan upaya mewujudkan tujuan dasar pendidikan Islam, yaitu ketakwaan, ketundukan dan beribadah kepada Allah SWT.
Kedua, dimensi budaya, yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini secara universal menitikberatkan pada pembentukan kepribadian muslim sebagai individu yang diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan factor dasar (bawaan) dan factor ajar (lingkungan atau miliu), dengan berpedoman kepada nilai-nilai keislaman. Faktor dasar dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan melalui bimbingan dan pembiasaan berfikir, bersikap dan bertingkah laku menurut norma-norma Islam. Sedangkan faktor ajar dilakukan dengan cara mempengaruhi individu melalui proses dan usaha membentuk kondisi yang mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan norma-norma Islam seperti teladan, nasehat, anjuran, ganjaran, pembiasaan hukuman dan pembentukan lingkungan serasi.
Ketiga, dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan, yaitu cerdas, kreatif, terampil, disiplin, etos kerja, professional, inovatif dan produktif. Diemsni kecerdasan dalam pandangan prikologi merupakan sebuah proses yang mencakup tiga proses yaitu analisis, kreativitas dan praktis. Kecerdasan apapun bentuknya, baik IQ, ISQ dan lain-lain saat ini diukur dengan tes-tes prestasi di sekolah, dan bukan merupakan prestasi di dalam kehidupan. Dulu kecerdasan itu diukur dengan membandingkan usia mental dengan usia kronologis, tetapi saat ini tes IQ membandingkan penampilan individu dengan rata-rata bagi kelompok dengan usia yang sama. Tegasnya dimensi kecerdasan ini berimplikasi bagi pemahaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam pendidikan
b)      Tujuan memahami nilai-nilai Al-qur’an dalam sistem pendidikan islam
Sekaitan dengan hal tersebut, kiranya patut dikemukakan tujuan Pendidikan  Islam dalam perspektif Qur’ani, yaitu sebagai berikut:
1.    Mengenalkan manusia akan perananya di antara sesama makhluk dan tanggung jawab pribadinya sebagai khalifah di bumi.
2.    Mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.
3.    Mengenalkan manusia akan alam ini dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam ini.
4.    Mengenalkan manusia akan pencipta alam ini (Allah Swt.) dan memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya.
Dari keempat tujuan ini, meskipun saling berkaitan, namun dapat dipahami bahwa tiga tujuan pertama merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan keempat yakni ma’rifatullah dan taqwa kepada-Nya. Oleh karena itu, pada prinsipnya pendidikan Islam akan membentuk manusia bertaqwa kepada Allah dan memperoleh keridhaan-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.      Untuk mengetahui Al-Qur’an Sebagai Sumber Nilai pendidikan islam.
2.      Untuk mengetahui merealisasikan Al-qur’an dalam sistem pendidikan islam.
3.      Untuk mengetahui tujuan memahami nilai-nilai Al-qur’an dalam sistem pendidikan islam.



























DAFTAR  PUSTAKA
Aktulisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan Islam. Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, M.A. Ciputat Press
Anshori, Endang Syaifuddin, 1976. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam. Jakarta: Usaha Interprises.
Azra, Azyumardi, 1998. Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Al-Jamaly, Muhammad Fadhil, 1996. Filsafat Pendidikan  Dalam al-Qur'an. Surabya: PT. Bina Ilmu.
Shihab,M. Quraish, 2002. Tafsir al-misbah. Jakarta:lentera hati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar