BAB I
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha dasar yang
ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat
dan utuh
serta bermoral tinggi.
Pendidikan mempunyai tugas
menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan
selalu diupayakan seirama dengan tuntunan zaman.Pekembangan selalu
memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagaiannya sering tidak dapat
diramalkan sebeumnya. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan
dengan permasalahan-permasalahan baru.
Sistem pendidikan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan social budaya dan masyarakat sebagai
suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika
tidak sinkron dengan pembangunan
nasional.kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem
sisial budaya sebagai suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya,menciptakan
kondisi sedemkian rupa sehingg apermasalahan intern sistem pendidikan itu
sangat kompleks. Artinya, suatu permasalahan intern dalam
sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem
pendidikan itu sendiri .misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak
dapat diepaskan dari kondisi social budaya
dan ekonomi masyarakat disekitarnya ,dari mana mrid-murid sekolah
tersebut beasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya diluar sistem
persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.[1]
Dalam UUD Republik Indonesia tahun
2003 mengenai sistem pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 terdapat pengertian sistem
pendidikan nasional yaitu keseluruhan komponen pendidikanyang saling tekait
secara terpadu untuk mencapaia tujuan pendidikan nasional.[2]
Diantara hal yang dapat mempengaruhi
kegiatan proses belajar mengajar diantaranya adalah: guru, siswa, faktor siswa,
sarana, alat dan media yang tersedia, metode, serta lingkungan (Sanjaya,
2008:15). Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan
ikhlas dalam bersikap dan berbuat serta mau memahami anak didiknya dengan
segala konsekuensinya. Semua kendala terjadi dan dapat menjadi penghambat
jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik
maupun yang bersumber dari luar diri anak didik, harus guru hilangkan dan bukan
membiarkannya karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh
guru dalam mengelola kelas. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan
pendekatan arif dan bijaksana bukan sembarang yang bisa mengikuti anak didik.
Pandangan guru terhadap anak didik akan menetukan sikap. Setiap guru tidak
selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan
mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pembelajaran. Belajar berdasarkan
sumber atau “resource based learning”bukan sesuatu yang berdiri
sendiri, melainkan bertalian dengan sejumlah perubahan-perubahan yang
mempengaruhi pembinaan kurikulum. Perubahan-perubahan itu mengenai:
a.
Perubahan dalam sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia
b.
Perubahan dalam masyarakat dan tafsiran kita tentang tuntutannya
c.
Perubahan mengenai pengertian kita tentang anak dan cara belajar
d.
Perubahan dalam media komunikasi (Suryosubroto, 2009:216)
Menurut
Merril (1971) pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seseorang dengan
sengaja di ubah dan di control dengan maksud agar dapat bertingkah laku atau
bereaksi sesuai kondisi tertentu.Sedangkan menurut Degeng (1989) pembelajaran
merupakan upaya membelajarkan siswa.
Kalau dalam pendidikan dimasa lalu, guru
merupakan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik. Sehingga kegiatan
pendidikan cenderung masih tradisional. Perangkat teknologi penyebarannya masih
sangat terbatas dan belum memasuki dunia pendidikan. Tetapi lain halnya sekarang,
perangkat teknologi sudah ada di mana-mana. Pertumbuhan dan perkembangannya
sangat tidak terkendali, sehingga wabahnya pun menyusup ke dalam dunia
pendidikan. Di sekolah-sekolah kini, terutama di kota-kota besar, teknologi
dalam berbagai bentuk dan jenisnya sudah dipergunakan untuk mengapai tujuan.
Ternyata teknologi, yang disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat
bantu, tetapi juga sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar.
Keberhasilan kegiatan
pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar, melainkan sangat
dipengaruhi oleh keaktifan siswa sebagai peserta belajar. Kurikulum tahun 2004 mempertegas bahwa
proses pembelajaran harus berpusat pada peserta belajar, pengajar bukan sebagai
satu-satunya sumber belajar atau sumber informasi, melainkan berperan sebagai
fasilitator, dinamisator dan motivator dalam pembelajaran
Pembelajaran
dengan hanya menggunakan satu sumber buku pelajaran sebagai pedoman dalam
pembelajaran, tidak relevan lagi dengan revolusi yang terjadi pada saat
ini.Meskipun sampai sekarang buku pelajaran memang masih menjadi pilihan utama
guru agama sebagai pedoman dalam mengajar. Pendidikan model monologis ini tidak
hanya menghalangi proses pendewasaan peserta didik secara wajar, tetapi justru
menghilangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu
model-model pendidikan monologis tidak relevan bila diterapkan di era
globalisasi ini.
Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada berbagai
informasi dalam jumlah lebih banyak dari sebelumnya, sehingga dituntut
kemampuan siswa untuk menyeleksi dan memanfaatkan sumber-sumber tersebut untuk
kepentingan belajar secara optimal. Begitu pula dengan adanya kurikulum
berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang menuntut penggunaan
berbagai sumber belajar, agar dapat
memperkaya pengalaman belajar siswa.
Sesuai uraian di
ataspada prinsipnya terdapat tiga haal pokok yang harus diperhatikan dalam
proses perencanaan kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1.
Belajar aneka sumber memungkinkan
setiap pembelajar melakukan kegiatan belajar sesuai dengan sumber-sumber yang
dimilikinya. Contoh, pembelajar dapat mendengarkan rekaman audio dalam belajar
bahasa asing atau memanfaatkan program televisi yang bernuansa pendidikan pembelajaran
untuk mendukung proses belajar.
2.
Kesempatan belajar yang dimiliki
. dengan kesempatan tersebut, seoranag pembelajar dapat mengatur waktu
belajarnya, kapan ingin melakukan kehiatan belajar, pagi hari, malam hari atau
pun saat gairah untuk belajar datang.
3.
Kemampuan atau motivasi untuk
belajar. Kemampuan ini dapat berupa dorongan dari dalam (motivasi intern),
seperti cita-cita untuk meningkatkan taraf hidup sampai dengan keinginan untuk
aktualisasi diri ; dapat pula berupa motivasi eksternal, seperti dorongan dari
teman dan lain-lain. Hal ini akan sangat mempengaruhi proses belajar siswa.
Tanpa motivasi yang tinggi prestasi belajar akan sulit dicapai walau tersedia
berrbagai sumber belajar.[3]
Berawal dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik mengadakan
penelitian dengan judul “PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN RESOURCE BASED
LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII
MTS IHYAUL ULUM KEDAMEAN GRESIK.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah dapat
dirumuskan masalah sebagai
berikut:
- Apakah ada pelaksanaan pendekatan pembelajaran Resource BasedLearning di MTS Ihyaul Ulum Kedamean Gresik?
- Seberapa besar pelaksanaanpendekatan pembelajaran Resource Based Learning tehadap prestasi belajar siswa kelas VIII di MTS Ihyaul Ulum Kedamean Gresik?
C.
Tujuan Penelitian
Berpijak pada
rumusan masalah tersebut di atas,maka tujuan yang akan dicapai dalam peneletian
ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan
pembelajaran resource based learning tehadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas
VIII MTS ihyaul ulum kedamean gresik.
D.
Manfaat Penelitian
a)
Bagi penulis,sebagai wacana dalm rangka memperkaya hazanah ilmu
pendidikan
b)
Bagi pendidik:
a.
Sebagai pendidik,agar dalam melakukan proses pendidikan lebih
menekankan pada prestasi belajar
b.Sebagai
evaluasi bahwasanya banyaknya anak didik kita yang selalu mengharapkan sesuatu
yang instant tanpa adanya usaha untuk mencari tahu dalam menyelesaikan masalah
c)
Bagi masyarakat umumnya, agar dapat memberikan sumbangan atau
solusi lain mengenai kondisi anak didik yang enggan belajar dan mencari
keinstanan ilmu.
d)
hasil dari penelitian dapat menjadi input bagi para dewan
guru dan siswa dalam meningkatkan proses belajar mengajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan
Tentang Pendekatan Pembelajaran “RESOURCE BASED LEARNING”
a.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan adalah
proses, perbuatan atau cara mendekati (KBBI, 1995). Dikatakan pula bahwa
pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. (Iskandar Wasid: 2009).
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan
pendekatan segara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan
anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai
anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam
pembelajaran.
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang berlangsung yang dialami siswa (winkel, 1991)[4].
Menurut W.Gulo (2002), pendekatan pembelajaran
adalah suatu pandangan dal;am mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan
lingkungannya. Sementara Perceival dan Ellington (1988), mengemukakan dua
kategori pendekatan pembelajaran, kedua kategori tersebut adalah pendekatan
pembelajkaran berorientasi guru (teacher oriented) dan pendekatan pembelajaran
berorientasi siswa(learner oriented).[5]
Pembelajaranatau pengajaran menurut degeng
adalah upaya untuk membelajarkan siswa.dalam pengertian ini secara implisit
dalam pengajaran terdapat kegiatan memilah,menetapkan,mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.Pemilihan, penetapan,dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan
ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki
hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan
siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan
guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan
keseluruhan sumber brelajar yang dipakai untuk menggapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan.[6]
b. Pengertian pendekatan resource based learning
Resource based learning adalah suatu sistem belajar yang
berorientasi pada siswa yang menggunakan aneka sumber dalam proses
pembelajarannya. Penerapannya secara luas dapat dikaitkan dengan jenis sistem
pendidikan terbuka, jarak jauh, belajar fleksibel yang menggunakan aneka sumber[7].
Model
Resource Based Learning merupakan salah satu strategi penerapan paradigmakonstruktifisme.Dalam paradigma pendidikan tradisional, guru dianggap sebagai satu-satunya
sumber belajar.Sedangkan dalam paradigma pendidikan modern, tidak lagi
demikian. Siswa dapat belajar dari berbagai sumber lain tidak hanya guru
misalnya melalui internet.
Keberhasilan
kegiatan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar, melainkan
sangat dipengaruhi oleh keaktifan siswa sebagai peserta belajar. Kurikulum
tahun 2004 mempertegas bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada peserta
belajar, pengajar bukan sebagai satu-satunya sumber belajar atau sumber
informasi, melainkan berperan sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator dalam
pembelajaran. Metode pembelajaran resource based-learning (RBL) dengan
memanfaatkan internet sebagai sumber belajar diharapkan akan membantu siswa
dalam mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang
dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat meningkatkan penguasaan dan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran.
Pembelajaran
dengan hanya menggunakan satu sumber buku pelajaran sebagai pedoman dalam
pembelajaran, tidak relevan lagi dengan revolusi yang terjadi pada saat
ini.Meskipun sampai sekarang buku pelajaran memang masih menjadi pilihan utama
guru agama sebagai pedoman dalam mengajar. Pendidikan model monologis ini tidak
hanya menghalangi proses pendewasaan peserta didik secara wajar, tetapi justru
menghilangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu
model-model pendidikan monologis tidak relevan bila diterapkan di era
globalisasi ini.
c. Tujuan resource based
learning
Dari
berbagai pemaparan di atas maka dapat dirumuskan pula tujuan belajar berbasis
aneka sumber sebagai berikut:
1. Merangsang daya penalaran dan kreativitas siswa sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya masing-masing karena berhubungan langsung dengan berbagai sumber
informasi dalam pembelajaran.
2. Meningkatkan motivasi, keaktifan dan mengembangkan rasa percaya diri siswa
dalam belajar.
3. Memberikan kesempatan proses bersosialisasi kepada siswa untuk mendapatkan
dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan alat, nara sumber atau tempat.
4. Meningkatkan perkembanagan siswa dalam berbahasa melalaui komunikasi dengan
mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar.
d.
Ciri-Ciri resource based learning
Adapun ciri ciri pembelajaran berdasar sumber ialah20:
1.
RBL memanfaatkan sepenuhnya segala sumber
informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat alat audio-visual dan
memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan
sumber sumber yang tersedia. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran ceramah atau
cerita ditiadakan. Dalam pembelajaran RBL dapat digunakan segala macam metode
yang dianggap paling serasi untuk tujuan tertentu. RBL memberi pengertian pada
murid tentang luas dan aneka ragamnya sumber sumber informasi yang dapat dimanfaatkan
untuk belajar. Sumber sumber itu berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan
berupa manusia, museum, organisasi, bahan cetakan, perpustakaan, alat
audio-visual dan sebagainya.
2.
RBL mengganti passivitas murid dalam
belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan
diri dalam pembelajaran. Untuk itu apa yang dipelajari hendaknya mengandung
makna baginya, penuh variasi. Murid sendiri turut menentukan dan memilih apa
yang akan dipelajari.
3.
RBL berusaha meningkatkan motivasi belajar
dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja,
dan medium komunikasi, yang berbeda sekali dengan kelas konvensional yang
mengharuskan murid murid belajar yang sama dengan cara yangsama.
Peserta
didik akan timbul motivasinya jika pembelajaran itu menarik, yang masih berada
dalam batas kesanggupannya. Yang diutamakan dalam RBL ini bukanlah materi yang
harus dikuasai, melainkan penguasaan ketrampilan tentang belajar. RBL memberi
kesempatan kepada murid untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing
masing dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan
kelas. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda, ada yang lebih cepat
dan lebih mendalam mempelajari sesuatu dari pada anak lain. Menggunakan
kecepatan yang sama pada semua peserta didik dapat berarti bahwa kecepatan itu
tidaksesuai bagi kebanyakan anak. Ini berarti bahwa tidak tercapainya hasil
belajar yang diinginkan.[8]
e. Macam-macam sumber belajar
macam-macam sumber belajar , sebagai berikut:
1. Pesan(massage): informasi yang akan
disampaikan dalam bentuk ide, fakta, makna,- dan data.
2. Manusia(people): orang-orang yang bertindak
sebagai penyimpan, pengolah, dan penyalur pesan.
3. Bahan media software (materials): perangkatb
lunak yang biasanya berisi pesan.
4. Peralatan hardware (device): perangkat keras
yang digunakau untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahan.
5. Teknik (technique): prosedur atau
langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, peralatanm, lingkunbgan, dan
orang untuk ,menyampaikan pesan.
6. Latar (setgting) : lingkungan di mana pesan
itu diterima oleh pemelajar.[9]
B. Tinjauan Tentang prestasi Belajar
a.pengertian prestasi berlajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kediatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak pernah dihasilkan selama
seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataannya, untuk mendapatkan
prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan
berbagau tantangan yang haus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan
dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya, oleh karena itu
wajarlah pencapaian prestasu itu haruys dengan keuletan kerja.
Meski pencapaiannya prestasi itu penuh dengan rintangan dan tantangan yang
haarus dihadapi oleh seseorang, namun seseorang tidak akan pernah menyerah
untuk mencapainya. Disinilah nampaknya persaingan dalam mendapatkan prestasi
dalam kelompok terjadi secara konsisten dan persisten.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Sebagaian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan
atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi
pelajaran. Orang yangt beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga
ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal)
sebagaian besar informasi yang terdaapat dalam buku teks atau yang diajkarkan oleh
guru.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational
Psssychology: The Teaching-Learni9ng Process, berpendapatr bahwa belajar adalah
suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara
progresif.
Dalam penjelaan lanjutannya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa
pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk
diartikan sebagai belajar .
Perubahan yang terjadi dalam diri individual sebagai hasil dari pengalaman
itu sebenarnya usaha dari individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Interaksi dimaksud tidak lain adalah interaksi edukatif yang
memungkinkan terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Dalam hubungan ini
memang diakui, bahwa belajar tidak tidak selamanya terjadi dalam interaksi
proses belajar mengajar, tetapi bis juga terjadi diluar preoses itu individu
yang belajar sendiri di rumah aktifitas belajar yang terlepas dari proses interaksi
belajar mengajar.Namun bagaimanapun juga belajar tetap merupakan suatu usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dengan demikian dapat diambil pengertian yang cukup sederhana mengenai hal
ini. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktaifitas dalam
belajar.
Kalau perubahan tingkah laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktifitas
belajar, maka perubahan tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan
pedoman untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya
di sekolah.
Kemajuan yang diperoleh itu tidak
saja berupa ilmu pengetahuan, tapi juga berupa kecakapan atau ketrampilan.
Semuanya bisa diperoleh dibidang suatu mata pelajaran tertentu. Kemudian untuk
mengetahui penguasaan setiap siswa terhadap mata pelajaran tertentu itu
dilaksanakanlah evaluasi. Dari hasil evaluasi itulah akan dapata diketahui
kemajuan siswa. Dengan demikian, dapat difahami, bahwa prestasi belajar adalah
penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang di pelajari
desekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapna/ketranpilan yang
dinyatakan sesudah hasil penilaian. (syaiful bahari jamarah).
b. prestasi belajar sebagai hasil penilaian
prestai belajar tidak akan diketahui
tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa.fungsi prestasi belajar bukan saja untuk mengatahui
sejauh man kemajuan siswa setelah menyelesaikan
suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai alat untuk
memotivasi setiap siswa agar lenig giat belajar, baik secara individu maupun
kelompok.
Presatsi belajar sebagai hasil; penilaian sudah difajami. Namun demikian
untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah sebagai
aktivitas dalam menentikan tinggi rendahnya prestasi belajar irtuy sendiri.
Sebenarnya bila pembicaraan ini membahas masalah penilaian, maka mau tak mau
pembicaraan juga haeus membahas masalah evaluasi, sebab masalah evaluasi
merupakan suatu tindakan untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam
pendidikan. Penilaian itu sendiri adalah terjemahan dari kata “evaluasi” yang
berasal dari kata “evalution” dalam bahasa inggris.
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kewajiban setiap guru.
Evaluasi diharapkan untuk memberikan informasi tentang kemajuan yang telah
dicapai siswa, bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang siswa
dapatkan setelah mempelajari suatu mata pelajaran.[10]
c. prestasi belajar sebagai alat motivasi
Dalam belajar, motivasi memegang peran penting, motivasi adalah sebagai
pendorong siswa dalam belajar. Intensitas belajar siswa sudah barang tentu
dipengaruhi oleh motivasi. Siswa yang ingin mengetahui sesuatu dari apa yang
dipelajarinya adalah senagai tujuan yang ingin siswa capai selama belajar.
Karena siswa mempunyai tujuan ingin mengetahui sesuatu itulah akhirnya siswa
terdorong untuk mencapainya.
Seluruh aktivitas belajar siswa adalah untuk mendapatkan prestasi belajar
yang baik. Seriap siswa pasti tidak ingin mempunyai prestasi yang jelek, oleh
karena itu, setiap siswa berlomba-lomba untuk mencapainya dengan suatu usaha
yang dilakukan seoptimal mingkin. Dalam hal yang demikian maka prestasi belajar
bisa dikatakan sebagai kebutuhan yang memunculkan motivasi dari dalam diri
siswa untuk selalu belajar.[11]
d.faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa
secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, dapat kita
bedakan menjadi tiga macam,yakni:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa),
yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa;
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni
kondisi lingkungan di sekitar siswa;
3. Faktor pendekatan belajar (approach to
learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untu melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pembelajaran.[12]
C. Pembelajaran pendekatan resource based learningterhadap prestasi belajar siswa PAI(fiqih)
Proses pembelajaran PAI(fiqih) merupakan serangkaian
kegiatan yang merupakan berbagai komponen yang satu dengan yang lain saling
berinteraksi dan berinterelasi.[13]
Resource based learning adalah suatu sistem belajar yang
berorientasi pada siswa yang menggunakan aneka sumber dalam proses
pembelajarannya.[14]
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah
sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu datang
dengan sendirinya tetapi terambil dari sumber belajar. Sumber belajar yang
sesungguhnya terdapat dimana-mana; di sekolah, di halaman, dipusat kota, di
pedesaan, dan sebagainya. Udin saripuddin dan winataputra(199:65)
mengelompokkan sumber balajar menjadi lima kategori, yaitu manusia,
buku/perpustakaan, media l dunia pendidikan. Ternyatateknologi yang telah disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat bantu tetapi juga
sebagai sumber belajar.[15]
Fiqih, seperti yang didefinisikan oleh para ulama’ adalah
ilmu yang mengatur kehidupan individu insan muslim, masyarakat muslim, umat
islam dan negara islam dengan hukum-hukum syari’at. Yaitu, hukum-hukum yang
berkaitan dengan dirinya dengan allah SWT, sebagaimana telah dijelaskan fiqih
ibadah. Atau yang berkenaan dengan hubungan seseorang dengan dirinya sendiri
yaitu yang dijelaskan halal-haram, dan adab perilaku individual.atau yang
berkenaan dengan sesorang dengan keluarganya yang telah detrangka oleh fiqih
keluarga, berupa perkawinan dan kaitan-kaitannya, atau yang dianmakan dengan ahwal
syakhsyiyyah.
Untuk tercapainya tujuan
pengajaran PAI khususnya fiqih akan lebih mudah bagi guru untuk memahamkan
siswa dengan memanfaatkan sumber
belajar.
BAB III
KERANGKA
KNSEPTUAL
Berdasarkan uraian dari landasan teori ,maka
dapat dibuat kerangka konseptual yang
menggambarkan tentang variable X dan variable Y sebagai berikut:
![]() |
Bagan diatas memberikan ilustrasi
bahwa penerapan resource based learning merupakan pendekatan yang digunakan
untuk menghantarkan siswa menuju pada prestasi. Pendekatan resource based
learning dapat mengembangkan kepercayaan akan diri siswa dalam hal belajar yang
memungkinkannya untuk belajar sepanjang hayat.
Pendekatan resource based learning
berhasrat untuk mengganti pasivitassiswa dalam belajar tradisional dengan
belajar aktif didorong untuk dalam keterlibatan diri dalam pendidikannya. Untuk
itu apa yang dipelajari hendaknya mengandung makna baginya dengan penuh
variasi.
1.
Hipotesis
Dari kerangka konseptual
diatas dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
1.Katagori
pendekatan resource based learning di
mts ihyaul ulum kedamean gresik adalah baik
2.Katagori
prestasi belajar siswa pendekatan resource based learning di mts ihyaul ulum adalah baik
3.Pelaksanaa pendekatan resource based learning tehadap
prestasi belajar siswa di MTs ihyaul ulum kedaan Gresik
Ada penerapan
yang baik dalam pendekatan resource
based learning tehadap prestasi belajar siswa di MTs ihyaul ulum kedamean
Gresik
2.
Jenis dan setting penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan
adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.Penelitian
lapangan adalah suatu jenis penelitian yang ditinjau dari tempatnya yaitu
penelitian yang dilakukan di lapangan bukan di laboratorium atau di
perpustakaan. Dan kuantitatif didasarkan atas perhitungan statistic atau
angka-angka dalam proses menemukan suatu pengamatan. Dan untuk menemukan
sesuatu dalam pengamatan peneliti harus benar-benar meneliti mulai dari
mencatat, menghitung, dan menyimpulkan yang mempunyai tujuan untuk mengetahui
pengaruh pendekatan Resource Based learning di MTs Iha’ul Ulum kedamean Gresik.
3.
Data dan sumber data
Jenis datayang dilakukan dalam
penelitian ini dapat digolongkan menjadi
2,yaitu:
1. Data kualitatif
Adalah data yang tidak
berbentuk bilangan.[16]
Yang termasuk data kualitatif adalah:
a)
Sejarah umum berdirinya MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
b)
Profil MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
c)
Data guru MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
d)
Data siswa MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
e)
Data sarana prasarana ruang MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
2. Data
kuantitatif
Adalah data yang
berbentuk bilangan.[17]Dalam
hal ini adalah pengaruh model komunikasi guru dengan siswa terhadap prestasi
belajar siswa pendidikan agama islam
khususnya fiqih.
4.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan suek
penelitian .apabila sesesorang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayanh penelitian, maka pnelitiannya
merupakan penelitian populasi . Dan yang menjadi sasaran populasi dalam
penelitian adalah siswa kelas VIII yang berjumlah siswa & jumlah
populasi dalam penelitian ini sebanyak
siswa yang merupakan sensus karena peneliti ingin melihat semua
liku-liku yang ada dalam populasi.
Sampel
adalah bagian dari populasi .dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud
untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud denga
menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitan sebagai suatu yang
berlaku bagi populasi[18].
5.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diinginkan
dengan valid, maka dalam penelieian lapangan ini menggunakan empat metode
pengumpulan data, diantaranya:
- Metode Obsevasi
Adapun jenis observasi atau
pengamatan yangdilakukan penulis adalah sistematis, dimana penulis melakukan
observasi ini dengan menggunakan instrumennya. Metode observasi ini digunakan
untuk mengumpulkan data tentang ada atau tidaknya pengaruh pendekatan
pembelajaran resource based learning terhadap kreativitas siswa kelas VIII di MTS Ihyaul Ulum Kedamean Gresik, situasi kelas, interaksi guru dengan siswa dan hal-hal yangberkaitan
dengan data tersebut.
- MetodeWawancara atau interview
Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang gambara umum objek penelitian serta ditujukan kepada
kepala sekolah dan beberapa dewan guru. Dan pengaruh pelaksanaan pendekatan pembelajaran
berdasarkan sumber terhadap kreativitas siswa
- Metode Dokumentasi
Metode ini diunakan untuk
mendapatkan data-data yang berdasarkan dokumen yang ada berupa tulisan atau
laporan yang resmi atau tidak resmi eperti tentang keadaan dan perkembangan siswa
serta keadaan guru dan tenaga administrasi,struktur orgnisasi sekolah, sarana
dan prasarana.
- Metode Angket
Jenis angket yang digunakan dalam
penelitian ini dalah angket tertutup, artinya responden tinggal memilih jawaban
yang sudah disediakan.Dalam angket tersebu, penulis sudah menyiapkan jawaban
yang tersedia. Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data tentang hal
–hal ynag berkaitan dengan pelaksanaan pendekatan pembelajaran resource based
learning di MTS Ihyaul Ulum
Kedamean Gresik.
6.
Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data, maka tahap
selanjutnya yang dilakukan dlam penelitian ini adalah melakukan analisa data.
Secara garis besar langkah-langkah analisis data meliputi tiga hal,
diantaranya:
1)
Persiapan, langkah-langkahnya adalah:
a)
Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi
b)
Memberikan kode terhadat item-item
yang tidak diberi skor
c)
Mengubah jenis data
d)
Memerikan kode dalam hubungan dengan pengelohan data ika akan menggnakan kmputer.
2)
Tabulasi
a)
Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu
diberi skor.
b)
Mengubah jenis data, disesuaikan dengan teknik analisis yang akan
digunakan.
3)
Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Disini
peneliti menganalisa data secara kuantitatif dengan rumus statistic,
selanjutnya data tersebut dapat diambil kesimpulan[19].
Adapun rumus statistic yang digunakan dalam analisa hasil penelitian adalah:
a.
Distribusi Frekuensi dan Persentase
Rumus ini
digunakan untuk mencari kesimpulan data yang diperoleh, yaitu data tentang
Pengaruh Pendekatan pembelajaran Resoure Based Learning Terhadap prestasi
belajar siswa mata pelajaran fiqih kelas
VIII MTS Ihyaul Ulum kedamean Gresik ” adalah:
P= _F_X100%
N
b.
Rumus Product Moment
Rumus ini
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan seberapa besar Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Resoure Based Learning Terhadap Kreativitas Siswa Kelas VIII Di Mts
Ihyau`ul Ulum Kedamean Gresik”
Setelah lama
data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah dengan memasukkan data-data
tersebut kedalam rumus yang sesuai, sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang
tepat. Dalam hal ini, peneliti menggunakan koefisien korelasi product moment
dengan rumus:
Rxy=N. ∑XY-(∑X)(∑Y)
_______________________________
√{ N.∑X2-(∑X)2}{N∑Y2-(∑Y)2}
Keterangan:
Rxy : Angka indeks korelasi antara
dua variabel dan dikorelasikan
N : Number of cases Y XY:
Jumlah hasil perkalian yang berpasangan antara skor X dan Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y
: Jumlah seluruh skor Y
X : Jumlah seluruh skor yang
dikuadratkan dalam sebaran
Y : Jumlah seluruh skor yang
dikuadratkan dalam sebaran (Arikunto, 2006: 274).
Untuk
mengetahui seberapa besar hubungannya, maka perhitungan r , selanjutnya akan
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai “r” pada tabel 4.2 sebagai
berikut:
Tabel 4.2: interpretasi koefesien
korelasi
Adapun
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menganalisa data diperoleh adalah
sebagai berikut:
1.
Membuat tabel persiapan untuk mencari nilai X dan Y.
2.
Memasukkan nilai variabel X (kompetensi profesional guru ) dan
variabel Y (hasil belajar siswa) ke dalam tabel korelasi product moment
yang telah disiapkan.
3.
Menjumlahkan subyek penelitian.
4.
Menjumlahkan skor variabel X.
5.
Menjumlahkan skor variabel Y.
6.
Mengkuadratkan skor variabel X (yaitu X) setelah itu lalu dijumlahkan.
7.
Mengkuadratkan skor variabel Y (yaitu Y) setelah itu lalu
dijumlahkan.
8.
Mengalikan skor variabel X dengan skor variabel Y (yaitu: XY)
kemudian menjumlahkannya.
9.
Mencari rxy dengan menggunakan rumus yang telah disebutkan diatas.
10.
Memberikan interpretasi terhadap rxy dan menarik kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
UUD RI NO.20 Tahun 2003.Sistem pendidikan Nasional.Bandung:Citra
Umbara
Umar Titarahardja
& S.L.La Sulo. Pengantar Pendidikan. 2005:
Suharsimi
Arikunto.2005,Prosedur Penelitian Jakarta:Rineka Cipta
Muhibbin Syah,Psikologi Belajar,Jakarta:Rajagrafindo
Persada,2012,Hal.145.
Syaiful Bahari Djamarah & Aswan Zain,Stategi Belajar Mengajar,Jakarta:Renika
Cipta,2006,Hal.20.
Eveline Sireger
& Hartini Nara,Teori Belajar & Pembelajaran,Bogor:Ghalia Indonesia,
Hamzah B. Uno.2012.Perencanaan Pembelajaran,Jakarta:Bumi Aksara
Mahmud.2012.Metode
Penelitian Pendidikan,Bandung:CV. Pustaka Setia
[1]Umar titarahardja & s.L.La sulo. Pengantar pendidikan. 2005:
[2] UUD
RI NO.20 tahun 2003.sistempendidikan nasional.bandung:citra umbara.hal.3.
[3]Eveline sireger & hartini nara,teori belajar &
pembelajaran,bogor:ghalia indonesia,2011,hal.132.
[4]ibid,hal.12
[5] Ibid,hal.75.
[6]Hamzah b. Uno,perencanaan pembelajaran,jakarta:bumi aksara,2012,hal.2.
[7] Op cit,hal.132.
[8]http://minniewulan.blogspot.com/2012/09/resource-based-learning-rbl.htm
[9]Opcit,hal.128.
[10]Syaiful bahri djamarah,prestasi belajar & kompetensi
guru,surabaya:usaha nasional,hal.19.
[11]Ibid,hal.27.
[12]Muhibbin syah,psikologi belajar,jakarta:RajaGrafindo persada,2012,hal.145.
[13]Syaiful bahari Djamarah & aswan zain,stategi belajar
mengajar,jakarta:Renika cipta,2006,hal.20.
[14]Eveline sireger & hartini nara,teori belajar &
pembelajaran,bogor:ghalia indonesia,2011,hal.132
[15]Op cit,hal. 123.
[16]
Mahmud,metode penelitian pendidikan,bandung:CV. Pustaka Setia,2011,hal.810.
[17]
Ibid,hal.147.
[18]
Suharsimi Arikunto,prosedur penelitian jakarta:Rineka cipta,2010,hal.174.
[19]
Ibid,hal.278.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar