Rabu, 10 Desember 2014

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII MTS IHYAUL ULUM KEDAMEAN GRESIK.



BAB I
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha dasar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntunan zaman.Pekembangan selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagaiannya sering tidak dapat diramalkan sebeumnya. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan baru.
Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan social budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak  sinkron dengan pembangunan nasional.kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sisial budaya sebagai suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya,menciptakan kondisi sedemkian rupa sehingg apermasalahan intern sistem pendidikan itu sangat kompleks. Artinya, suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri .misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat diepaskan dari kondisi social budaya  dan ekonomi masyarakat disekitarnya ,dari mana mrid-murid sekolah tersebut beasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya diluar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.[1]
Dalam UUD Republik Indonesia tahun 2003 mengenai sistem pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 terdapat pengertian sistem pendidikan nasional yaitu keseluruhan komponen pendidikanyang saling tekait secara terpadu untuk mencapaia tujuan pendidikan nasional.[2]
Diantara hal yang dapat mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar diantaranya adalah: guru, siswa, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, metode, serta lingkungan (Sanjaya, 2008:15). Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik, harus guru hilangkan dan bukan membiarkannya karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan arif dan bijaksana bukan sembarang yang bisa mengikuti anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menetukan sikap. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pembelajaran. Belajar berdasarkan sumber atau “resource based learningbukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan bertalian dengan sejumlah perubahan-perubahan yang mempengaruhi pembinaan kurikulum. Perubahan-perubahan itu mengenai:
a.   Perubahan dalam sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia
b.   Perubahan dalam masyarakat dan tafsiran kita tentang tuntutannya
c.   Perubahan mengenai pengertian kita tentang anak dan cara belajar
d.  Perubahan dalam media komunikasi (Suryosubroto, 2009:216)
            Menurut Merril (1971) pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja di ubah dan di control dengan maksud agar dapat bertingkah laku atau bereaksi sesuai kondisi tertentu.Sedangkan menurut Degeng (1989) pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa.
            Kalau dalam pendidikan dimasa lalu, guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik. Sehingga kegiatan pendidikan cenderung masih tradisional. Perangkat teknologi penyebarannya masih sangat terbatas dan belum memasuki dunia pendidikan. Tetapi lain halnya sekarang, perangkat teknologi sudah ada di mana-mana. Pertumbuhan dan perkembangannya sangat tidak terkendali, sehingga wabahnya pun menyusup ke dalam dunia pendidikan. Di sekolah-sekolah kini, terutama di kota-kota besar, teknologi dalam berbagai bentuk dan jenisnya sudah dipergunakan untuk mengapai tujuan. Ternyata teknologi, yang disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar.
            Keberhasilan kegiatan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan siswa sebagai peserta belajar. Kurikulum tahun 2004 mempertegas bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada peserta belajar, pengajar bukan sebagai satu-satunya sumber belajar atau sumber informasi, melainkan berperan sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator dalam pembelajaran
            Pembelajaran dengan hanya menggunakan satu sumber buku pelajaran sebagai pedoman dalam pembelajaran, tidak relevan lagi dengan revolusi yang terjadi pada saat ini.Meskipun sampai sekarang buku pelajaran memang masih menjadi pilihan utama guru agama sebagai pedoman dalam mengajar. Pendidikan model monologis ini tidak hanya menghalangi proses pendewasaan peserta didik secara wajar, tetapi justru menghilangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu model-model pendidikan monologis tidak relevan bila diterapkan di era globalisasi ini.
Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada berbagai informasi dalam jumlah lebih banyak dari sebelumnya, sehingga dituntut kemampuan siswa untuk menyeleksi dan memanfaatkan sumber-sumber tersebut untuk kepentingan belajar secara optimal. Begitu pula dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang menuntut penggunaan berbagai sumber  belajar, agar dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
            Sesuai uraian di ataspada prinsipnya terdapat tiga haal pokok yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1.      Belajar aneka sumber memungkinkan setiap pembelajar melakukan kegiatan belajar sesuai dengan sumber-sumber yang dimilikinya. Contoh, pembelajar dapat mendengarkan rekaman audio dalam belajar bahasa asing atau memanfaatkan program televisi yang bernuansa pendidikan pembelajaran untuk mendukung proses belajar.
2.      Kesempatan belajar yang dimiliki . dengan kesempatan tersebut, seoranag pembelajar dapat mengatur waktu belajarnya, kapan ingin melakukan kehiatan belajar, pagi hari, malam hari atau pun saat gairah untuk belajar datang.
3.      Kemampuan atau motivasi untuk belajar. Kemampuan ini dapat berupa dorongan dari dalam (motivasi intern), seperti cita-cita untuk meningkatkan taraf hidup sampai dengan keinginan untuk aktualisasi diri ; dapat pula berupa motivasi eksternal, seperti dorongan dari teman dan lain-lain. Hal ini akan sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Tanpa motivasi yang tinggi prestasi belajar akan sulit dicapai walau tersedia berrbagai sumber belajar.[3]
Berawal dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII MTS IHYAUL ULUM KEDAMEAN GRESIK.





B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dapat  dirumuskan masalah  sebagai berikut:
  1. Apakah ada pelaksanaan pendekatan  pembelajaran Resource BasedLearning di MTS Ihyaul Ulum Kedamean Gresik?
  2. Seberapa besar pelaksanaanpendekatan pembelajaran Resource Based Learning tehadap prestasi belajar siswa kelas VIII di MTS Ihyaul Ulum Kedamean Gresik?
C.     Tujuan Penelitian
Berpijak pada rumusan masalah tersebut di atas,maka tujuan yang akan dicapai dalam peneletian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran resource based learning tehadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII MTS ihyaul ulum kedamean gresik.

D.    Manfaat Penelitian
a)      Bagi penulis,sebagai wacana dalm rangka memperkaya hazanah ilmu pendidikan
b)      Bagi pendidik:                                                                              
a. Sebagai pendidik,agar dalam melakukan proses pendidikan lebih menekankan pada prestasi belajar
b.Sebagai evaluasi bahwasanya banyaknya anak didik kita yang selalu mengharapkan sesuatu yang instant tanpa adanya usaha untuk mencari tahu dalam menyelesaikan masalah
c)      Bagi masyarakat umumnya, agar dapat memberikan sumbangan atau solusi lain mengenai kondisi anak didik yang enggan belajar dan mencari keinstanan ilmu.
d)     hasil dari penelitian dapat menjadi input bagi para dewan guru dan siswa dalam meningkatkan proses belajar mengajar.














BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Pendekatan Pembelajaran “RESOURCE BASED LEARNING”
a.      Pengertian Pendekatan Pembelajaran
              Pendekatan adalah proses, perbuatan atau cara mendekati (KBBI, 1995). Dikatakan pula bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. (Iskandar Wasid: 2009).
              Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan segara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pembelajaran.
              Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung yang dialami siswa (winkel, 1991)[4].
              Menurut W.Gulo (2002), pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dal;am mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara Perceival dan Ellington (1988), mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran, kedua kategori tersebut adalah pendekatan pembelajkaran berorientasi guru (teacher oriented) dan pendekatan pembelajaran berorientasi siswa(learner oriented).[5]
              Pembelajaranatau pengajaran menurut degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa.dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilah,menetapkan,mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.Pemilihan, penetapan,dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
              Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber brelajar yang dipakai untuk menggapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.[6]
b.      Pengertian pendekatan resource based learning
              Resource based learning adalah suatu sistem belajar yang berorientasi pada siswa yang menggunakan aneka sumber dalam proses pembelajarannya. Penerapannya secara luas dapat dikaitkan dengan jenis sistem pendidikan terbuka, jarak jauh, belajar fleksibel yang menggunakan aneka  sumber[7].
              Model Resource Based Learning merupakan salah satu strategi penerapan paradigmakonstruktifisme.Dalam paradigma pendidikan tradisional, guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar.Sedangkan dalam paradigma pendidikan modern, tidak lagi demikian. Siswa dapat belajar dari berbagai sumber lain tidak hanya guru misalnya melalui internet.
              Keberhasilan kegiatan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan siswa sebagai peserta belajar. Kurikulum tahun 2004 mempertegas bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada peserta belajar, pengajar bukan sebagai satu-satunya sumber belajar atau sumber informasi, melainkan berperan sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator dalam pembelajaran. Metode pembelajaran resource based-learning (RBL) dengan memanfaatkan internet sebagai sumber belajar diharapkan akan membantu siswa dalam mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
              Pembelajaran dengan hanya menggunakan satu sumber buku pelajaran sebagai pedoman dalam pembelajaran, tidak relevan lagi dengan revolusi yang terjadi pada saat ini.Meskipun sampai sekarang buku pelajaran memang masih menjadi pilihan utama guru agama sebagai pedoman dalam mengajar. Pendidikan model monologis ini tidak hanya menghalangi proses pendewasaan peserta didik secara wajar, tetapi justru menghilangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu model-model pendidikan monologis tidak relevan bila diterapkan di era globalisasi ini.
c.       Tujuan resource based learning
              Dari berbagai pemaparan di atas maka dapat dirumuskan pula tujuan belajar berbasis aneka sumber sebagai berikut:
1.    Merangsang daya penalaran dan kreativitas siswa sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing karena berhubungan langsung dengan berbagai sumber informasi dalam pembelajaran.
2.    Meningkatkan motivasi, keaktifan dan mengembangkan rasa percaya diri siswa dalam belajar.
3.    Memberikan kesempatan proses bersosialisasi kepada siswa untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan alat, nara sumber atau tempat.
4.    Meningkatkan perkembanagan siswa dalam berbahasa melalaui komunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar.
d.      Ciri-Ciri resource based learning
Adapun ciri ciri pembelajaran berdasar sumber ialah20:
1.        RBL memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat alat audio-visual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber sumber yang tersedia. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran ceramah atau cerita ditiadakan. Dalam pembelajaran RBL dapat digunakan segala macam metode yang dianggap paling serasi untuk tujuan tertentu. RBL memberi pengertian pada murid tentang luas dan aneka ragamnya sumber sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sumber sumber itu berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan berupa manusia, museum, organisasi, bahan cetakan, perpustakaan, alat audio-visual dan sebagainya.
2.        RBL mengganti passivitas murid dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pembelajaran. Untuk itu apa yang dipelajari hendaknya mengandung makna baginya, penuh variasi. Murid sendiri turut menentukan dan memilih apa yang akan dipelajari.
3.        RBL berusaha meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi, yang berbeda sekali dengan kelas konvensional yang mengharuskan murid murid belajar yang sama dengan cara yangsama.
                 Peserta didik akan timbul motivasinya jika pembelajaran itu menarik, yang masih berada dalam batas kesanggupannya. Yang diutamakan dalam RBL ini bukanlah materi yang harus dikuasai, melainkan penguasaan ketrampilan tentang belajar. RBL memberi kesempatan kepada murid untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing masing dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda, ada yang lebih cepat dan lebih mendalam mempelajari sesuatu dari pada anak lain. Menggunakan kecepatan yang sama pada semua peserta didik dapat berarti bahwa kecepatan itu tidaksesuai bagi kebanyakan anak. Ini berarti bahwa tidak tercapainya hasil belajar yang diinginkan.[8]
e.       Macam-macam sumber belajar
macam-macam sumber belajar , sebagai berikut:
1.  Pesan(massage): informasi yang akan disampaikan dalam bentuk ide, fakta, makna,- dan data.
2.  Manusia(people): orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyalur pesan.
3.  Bahan media software (materials): perangkatb lunak yang biasanya berisi pesan.
4.  Peralatan hardware (device): perangkat keras yang digunakau untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahan.
5.  Teknik (technique): prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, peralatanm, lingkunbgan, dan orang untuk ,menyampaikan pesan.
6.  Latar (setgting) : lingkungan di mana pesan itu diterima oleh pemelajar.[9]

B.  Tinjauan Tentang prestasi Belajar
a.pengertian prestasi berlajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kediatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataannya, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagau tantangan yang haus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya, oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasu itu haruys dengan keuletan kerja.
Meski pencapaiannya prestasi itu penuh dengan rintangan dan tantangan yang haarus dihadapi oleh seseorang, namun seseorang tidak akan pernah menyerah untuk mencapainya. Disinilah nampaknya persaingan dalam mendapatkan prestasi dalam kelompok terjadi secara konsisten dan persisten.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Sebagaian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yangt beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagaian besar informasi yang terdaapat dalam buku teks atau yang diajkarkan oleh guru.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psssychology: The Teaching-Learni9ng Process, berpendapatr bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.
Dalam penjelaan lanjutannya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar .
Perubahan yang terjadi dalam diri individual sebagai hasil dari pengalaman itu sebenarnya usaha dari individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Interaksi dimaksud tidak lain adalah interaksi edukatif yang memungkinkan terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Dalam hubungan ini memang diakui, bahwa belajar tidak tidak selamanya terjadi dalam interaksi proses belajar mengajar, tetapi bis juga terjadi diluar preoses itu individu yang belajar sendiri di rumah aktifitas belajar yang terlepas dari proses interaksi belajar mengajar.Namun bagaimanapun juga belajar tetap merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dengan demikian dapat diambil pengertian yang cukup sederhana mengenai hal ini. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktaifitas dalam belajar.
Kalau perubahan tingkah laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktifitas belajar, maka perubahan tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah.
 Kemajuan yang diperoleh itu tidak saja berupa ilmu pengetahuan, tapi juga berupa kecakapan atau ketrampilan. Semuanya bisa diperoleh dibidang suatu mata pelajaran tertentu. Kemudian untuk mengetahui penguasaan setiap siswa terhadap mata pelajaran tertentu itu dilaksanakanlah evaluasi. Dari hasil evaluasi itulah akan dapata diketahui kemajuan siswa. Dengan demikian, dapat difahami, bahwa prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang di pelajari desekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapna/ketranpilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian. (syaiful bahari jamarah).
b. prestasi belajar sebagai hasil penilaian
 prestai belajar tidak akan diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa.fungsi  prestasi belajar bukan saja untuk mengatahui sejauh man kemajuan siswa setelah menyelesaikan  suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lenig giat belajar, baik secara individu maupun kelompok.  
Presatsi belajar sebagai hasil; penilaian sudah difajami. Namun demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentikan tinggi rendahnya prestasi belajar irtuy sendiri. Sebenarnya bila pembicaraan ini membahas masalah penilaian, maka mau tak mau pembicaraan juga haeus membahas masalah evaluasi, sebab masalah evaluasi merupakan suatu tindakan untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam pendidikan. Penilaian itu sendiri adalah terjemahan dari kata “evaluasi” yang berasal dari kata “evalution” dalam bahasa inggris.
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kewajiban setiap guru. Evaluasi diharapkan untuk memberikan informasi tentang kemajuan yang telah dicapai siswa, bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang siswa dapatkan setelah mempelajari suatu mata pelajaran.[10]
c. prestasi belajar sebagai alat motivasi
Dalam belajar, motivasi memegang peran penting, motivasi adalah sebagai pendorong siswa dalam belajar. Intensitas belajar siswa sudah barang tentu dipengaruhi oleh motivasi. Siswa yang ingin mengetahui sesuatu dari apa yang dipelajarinya adalah senagai tujuan yang ingin siswa capai selama belajar. Karena siswa mempunyai tujuan ingin mengetahui sesuatu itulah akhirnya siswa terdorong untuk mencapainya.
Seluruh aktivitas belajar siswa adalah untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. Seriap siswa pasti tidak ingin mempunyai prestasi yang jelek, oleh karena itu, setiap siswa berlomba-lomba untuk mencapainya dengan suatu usaha yang dilakukan seoptimal mingkin. Dalam hal yang demikian maka prestasi belajar bisa dikatakan sebagai kebutuhan yang memunculkan motivasi dari dalam diri siswa untuk selalu belajar.[11]
d.faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, dapat kita bedakan menjadi tiga macam,yakni:
1.    Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa;
2.    Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa;
3.    Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untu melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.[12]
C. Pembelajaran pendekatan resource based learningterhadap prestasi belajar siswa PAI(fiqih)
            Proses pembelajaran PAI(fiqih) merupakan serangkaian kegiatan yang merupakan berbagai komponen yang satu dengan yang lain saling berinteraksi dan berinterelasi.[13]
            Resource based learning adalah suatu sistem belajar yang berorientasi pada siswa yang menggunakan aneka sumber dalam proses pembelajarannya.[14]
            Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu datang dengan sendirinya tetapi terambil dari sumber belajar. Sumber belajar yang sesungguhnya terdapat dimana-mana; di sekolah, di halaman, dipusat kota, di pedesaan, dan sebagainya. Udin saripuddin dan winataputra(199:65) mengelompokkan sumber balajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media l dunia pendidikan. Ternyatateknologi yang telah disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat bantu tetapi juga sebagai sumber belajar.[15]
            Fiqih, seperti yang didefinisikan oleh para ulama’ adalah ilmu yang mengatur kehidupan individu insan muslim, masyarakat muslim, umat islam dan negara islam dengan hukum-hukum syari’at. Yaitu, hukum-hukum yang berkaitan dengan dirinya dengan allah SWT, sebagaimana telah dijelaskan fiqih ibadah. Atau yang berkenaan dengan hubungan seseorang dengan dirinya sendiri yaitu yang dijelaskan halal-haram, dan adab perilaku individual.atau yang berkenaan dengan sesorang dengan keluarganya yang telah detrangka oleh fiqih keluarga, berupa perkawinan dan kaitan-kaitannya, atau yang dianmakan dengan ahwal syakhsyiyyah.
            Untuk tercapainya tujuan pengajaran PAI khususnya fiqih akan lebih mudah bagi guru untuk memahamkan siswa  dengan memanfaatkan sumber belajar.














BAB III
KERANGKA KNSEPTUAL
 Berdasarkan uraian dari landasan teori ,maka dapat dibuat  kerangka konseptual yang menggambarkan tentang variable X dan variable Y sebagai berikut:


 



Bagan diatas memberikan ilustrasi bahwa penerapan resource based learning merupakan pendekatan yang digunakan untuk menghantarkan siswa menuju pada prestasi. Pendekatan resource based learning dapat mengembangkan kepercayaan akan diri siswa dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk belajar sepanjang hayat.
Pendekatan resource based learning berhasrat untuk mengganti pasivitassiswa dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong untuk dalam keterlibatan diri dalam pendidikannya. Untuk itu apa yang dipelajari hendaknya mengandung makna baginya dengan penuh variasi.
1.    Hipotesis
      Dari kerangka konseptual diatas dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
1.Katagori pendekatan resource based learning  di mts ihyaul ulum kedamean gresik adalah baik
2.Katagori prestasi belajar siswa pendekatan resource based learning di  mts ihyaul ulum adalah baik
3.Pelaksanaa  pendekatan resource based learning tehadap prestasi belajar siswa di MTs ihyaul ulum kedaan Gresik
Ada penerapan yang  baik dalam pendekatan resource based learning tehadap prestasi belajar siswa di MTs ihyaul ulum kedamean Gresik
2.    Jenis dan setting penelitian
          Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.Penelitian lapangan adalah suatu jenis penelitian yang ditinjau dari tempatnya yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan bukan di laboratorium atau di perpustakaan. Dan kuantitatif didasarkan atas perhitungan statistic atau angka-angka dalam proses menemukan suatu pengamatan. Dan untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan peneliti harus benar-benar meneliti mulai dari mencatat, menghitung, dan menyimpulkan yang mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Resource Based learning di MTs Iha’ul Ulum kedamean Gresik.





3.    Data dan sumber data
          Jenis datayang dilakukan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi  2,yaitu:
1.  Data kualitatif
       Adalah data yang tidak berbentuk bilangan.[16] Yang termasuk data kualitatif adalah:
a)      Sejarah umum berdirinya MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
b)      Profil MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
c)      Data guru MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
d)     Data siswa MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
e)      Data sarana prasarana ruang MTS Ihyaul ulum kedamean Gresik
2.  Data kuantitatif
       Adalah data yang berbentuk bilangan.[17]Dalam hal ini adalah pengaruh model komunikasi guru dengan siswa terhadap prestasi belajar siswa  pendidikan agama islam khususnya fiqih.
4.    Populasi dan Sampel
          Populasi adalah keseluruhan suek penelitian .apabila sesesorang ingin meneliti  semua elemen yang ada dalam wilayanh penelitian, maka pnelitiannya merupakan penelitian populasi . Dan yang menjadi sasaran populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VIII yang berjumlah       siswa & jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak       siswa yang merupakan sensus karena peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada dalam populasi.
Sampel adalah bagian dari populasi .dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud denga menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitan sebagai suatu yang berlaku bagi populasi[18].
5.    Teknik Pengumpulan Data
      Untuk memperoleh data yang diinginkan dengan valid, maka dalam penelieian lapangan ini menggunakan empat metode pengumpulan data, diantaranya:
  1. Metode Obsevasi
                  Adapun jenis observasi atau pengamatan yangdilakukan penulis adalah sistematis, dimana penulis melakukan observasi ini dengan menggunakan instrumennya. Metode observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang ada atau tidaknya pengaruh pendekatan pembelajaran resource based learning terhadap kreativitas siswa  kelas VIII di MTS Ihyaul Ulum Kedamean Gresik, situasi kelas, interaksi guru dengan siswa dan hal-hal yangberkaitan dengan data tersebut.
  1. MetodeWawancara atau interview
                  Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambara umum objek penelitian serta ditujukan kepada kepala sekolah dan beberapa dewan guru. Dan pengaruh  pelaksanaan pendekatan pembelajaran berdasarkan sumber terhadap kreativitas siswa


  1. Metode Dokumentasi
               Metode ini diunakan untuk mendapatkan data-data yang berdasarkan dokumen yang ada berupa tulisan atau laporan yang resmi atau tidak resmi eperti tentang keadaan dan perkembangan siswa serta keadaan guru dan tenaga administrasi,struktur orgnisasi sekolah, sarana dan prasarana.
  1. Metode Angket
               Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini dalah angket tertutup, artinya responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.Dalam angket tersebu, penulis sudah menyiapkan jawaban yang tersedia. Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data tentang hal –hal ynag berkaitan dengan pelaksanaan pendekatan pembelajaran resource based learning di MTS Ihyaul Ulum Kedamean Gresik.
6.    Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data, maka tahap selanjutnya yang dilakukan dlam penelitian ini adalah melakukan analisa data. Secara garis besar langkah-langkah analisis data meliputi tiga hal, diantaranya:
1)        Persiapan, langkah-langkahnya adalah:
a)      Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi
b)      Memberikan kode terhadat item-item  yang tidak diberi skor
c)      Mengubah jenis data
d)     Memerikan kode dalam hubungan dengan pengelohan data  ika akan menggnakan kmputer.
2)        Tabulasi
a)      Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor.
b)      Mengubah jenis data, disesuaikan dengan teknik analisis yang akan digunakan.
3)        Penerapan data sesuai dengan  pendekatan penelitian
                        Disini peneliti menganalisa data secara kuantitatif dengan rumus statistic, selanjutnya data tersebut dapat diambil kesimpulan[19]. Adapun rumus statistic yang digunakan dalam analisa hasil penelitian adalah:
a.    Distribusi Frekuensi dan Persentase
Rumus ini digunakan untuk mencari kesimpulan data yang diperoleh, yaitu data tentang Pengaruh Pendekatan pembelajaran Resoure Based Learning Terhadap prestasi belajar siswa  mata pelajaran fiqih kelas VIII MTS Ihyaul Ulum kedamean Gresik ” adalah:
P= _F_X100%
N
b.    Rumus Product Moment
Rumus ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan seberapa besar Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Resoure Based Learning Terhadap Kreativitas Siswa Kelas VIII Di Mts Ihyau`ul Ulum Kedamean Gresik”
Setelah lama data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah dengan memasukkan data-data tersebut kedalam rumus yang sesuai, sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang tepat. Dalam hal ini, peneliti menggunakan koefisien korelasi product moment dengan rumus:
Rxy=N. ∑XY-(∑X)(∑Y)
_______________________________
√{ N.∑X2-(∑X)2}{N∑Y2-(∑Y)2}

Keterangan:
Rxy                 : Angka indeks korelasi antara dua variabel dan dikorelasikan
N                     : Number of cases Y XY: Jumlah hasil perkalian yang berpasangan antara skor X dan Y
∑X                  : Jumlah seluruh skor X
 ∑Y                 : Jumlah seluruh skor Y
X                     : Jumlah seluruh skor yang dikuadratkan dalam sebaran
Y                  : Jumlah seluruh skor yang dikuadratkan dalam sebaran (Arikunto, 2006: 274).
Untuk mengetahui seberapa besar hubungannya, maka perhitungan r , selanjutnya akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai “r” pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2: interpretasi koefesien korelasi      
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menganalisa data diperoleh adalah sebagai berikut:
1.    Membuat tabel persiapan untuk mencari nilai X dan Y.
2.    Memasukkan nilai variabel X (kompetensi profesional guru ) dan variabel Y (hasil belajar siswa) ke dalam tabel korelasi product moment yang telah disiapkan.
3.    Menjumlahkan subyek penelitian.
4.    Menjumlahkan skor variabel X.
5.    Menjumlahkan skor variabel Y.
6.    Mengkuadratkan skor variabel X (yaitu X) setelah itu lalu dijumlahkan.
7.    Mengkuadratkan skor variabel Y (yaitu Y) setelah itu lalu dijumlahkan.
8.    Mengalikan skor variabel X dengan skor variabel Y (yaitu: XY) kemudian menjumlahkannya.
9.    Mencari rxy dengan menggunakan rumus yang telah disebutkan diatas.
10.    Memberikan interpretasi terhadap rxy dan menarik kesimpulan.









DAFTAR PUSTAKA

UUD RI NO.20 Tahun 2003.Sistem pendidikan Nasional.Bandung:Citra Umbara
Umar Titarahardja & S.L.La Sulo. Pengantar Pendidikan. 2005:
Suharsimi Arikunto.2005,Prosedur Penelitian Jakarta:Rineka Cipta
Muhibbin Syah,Psikologi Belajar,Jakarta:Rajagrafindo Persada,2012,Hal.145.
Syaiful Bahari Djamarah & Aswan Zain,Stategi Belajar Mengajar,Jakarta:Renika Cipta,2006,Hal.20.
Eveline Sireger & Hartini Nara,Teori Belajar & Pembelajaran,Bogor:Ghalia Indonesia,
Hamzah B. Uno.2012.Perencanaan Pembelajaran,Jakarta:Bumi Aksara
Mahmud.2012.Metode Penelitian Pendidikan,Bandung:CV. Pustaka Setia



[1]Umar titarahardja & s.L.La sulo. Pengantar pendidikan. 2005:
[2] UUD RI NO.20 tahun 2003.sistempendidikan nasional.bandung:citra umbara.hal.3.
[3]Eveline sireger & hartini nara,teori belajar & pembelajaran,bogor:ghalia indonesia,2011,hal.132.
[4]ibid,hal.12
[5] Ibid,hal.75.
[6]Hamzah b. Uno,perencanaan pembelajaran,jakarta:bumi aksara,2012,hal.2.
[7] Op cit,hal.132.
[8]http://minniewulan.blogspot.com/2012/09/resource-based-learning-rbl.htm
[9]Opcit,hal.128.
[10]Syaiful bahri djamarah,prestasi belajar & kompetensi guru,surabaya:usaha nasional,hal.19.
[11]Ibid,hal.27.
[12]Muhibbin syah,psikologi belajar,jakarta:RajaGrafindo persada,2012,hal.145.
[13]Syaiful bahari Djamarah & aswan zain,stategi belajar mengajar,jakarta:Renika cipta,2006,hal.20.
[14]Eveline sireger & hartini nara,teori belajar & pembelajaran,bogor:ghalia indonesia,2011,hal.132
[15]Op cit,hal. 123.
[16] Mahmud,metode penelitian pendidikan,bandung:CV. Pustaka Setia,2011,hal.810.
[17] Ibid,hal.147.
[18] Suharsimi Arikunto,prosedur penelitian jakarta:Rineka cipta,2010,hal.174.
[19] Ibid,hal.278.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar